Love Triangel ||
Xi Luhan – Byun Hye Byung – Kim Jong In || Cameo: Seokhyin –Trainee-, All
Members EXO, OC || Romance – Comedy || Rat: T || Length: chapter
Tata
tertib: RC
[Read and Comment]. kritik saran dan protes lainnya silahkan dilayangkan
kepada saya karna tidak kesesuain pada yang kalian inginkan /? ||DILARANG PLAGIAT! semua author pasti tidak ingin
karyanya ditiru oleh orang lain. oleh karna itu mohon perhatiannya ^^ || CERITA INI MILIK
SAYA! jika ada kesamaan nama tokoh itu diwajarkan jika ada cerita yang persis
seperti ini mohon bilang pada saya. cast milik tuhan.
###
Ada yang belum
baca Part sebelumnya? Ini aku kasih linknya dari ff lawasnyaa xD:
>>><<<
-Jika perpisahan lebih baik maka kita akan melakukan
itu-
>>>><<<
Seorang perempuan berjalan dengan lambat
karna buku-buku yang ia bawa. Dia, Hye Byung masih terngiang kejadian kemarin
dan sampai saat ini, kekasihnya Luhan masih belum menghubunginya. Menjelaskan
apa yang terjadi pada EXO dan Trainee.
“seharusnya memang berpisah saja..”
gumamnya. Ia memasuki ruang guru dan menaruh buku-buku yang ia bawa di meja
guru. Baru saja Hye Byung berbalik dan kaget mendapati Zelo yang notebanenya
sebagai magnae dari B.A.P.
“OMO! Kau mengagetkanku!” sementara yang
di maksud hanya tersenyum polos “hehe.. mian,
aku mau tanya, Hyo Ai neo chinguya..
apakah dia sudah pulang?” ujar Zelo agak kikuk. Hye Byung menatap lekat lelaki
di depannya ini membuat lelaki itu memalingkan wajahnya.
“apakah seorang Choi Junhong bisa malu
juga?” tanya Hye Byung startis.
“YAK!”
“hahahaha, biasa dong”
tawa Hyebyung sembari menutup kedua telinganya akibat suara pekikan Zelo.
“ck, palli
malhaebwa..” sunggut Zelo yang sudah kesal dengan perempuan di hadapannya
ini.
“haha, ne.. dia sudah pulang..” ujar Hye Byung.
“apakah dia serumah denganmu?”
“ani.. dia sedang tidak tinggal
denganku.. dia di rumah neneknya..”
“aahh~~ geuraeso.. aku permisi..” ujar Zelo dan pergi meninggalkan Hye
Byung yang sedang bingung.
“kenapa dia aneh sekali?” gumam Hye
Byung dan akhirnya ia melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kantor guru.
***
Segerombolan makhluk werewolf
mengerubuni teman sesama werewolf yang terluka. Mereka menatap dengan kasihan
“Kai gwaenchana?” orang yang di
maksud hanya mengangguk sambil memegang pingangnya yang sakit.
“eum, hyung..” ujar Kai seadanya.
“Kai, igeo~~ angkat bajumu..” suara lain
mengintrupsi segerombolan werewolf itu.
“manager hyung? Aaa~~ aniyo! Malu
hyung~” rengek Kai. Manager hyung mendesis pelan. “ck~ cerewet.. serigala tidak
pakai baju, arro?”
“OMO HYUNG!” teriak 9 werewolf itu
nyaring.
“zzz~~ kalian sudah tidak waras
berteriak seperti itu! maksud kaliankan seri—“
“jadi hyung menyuruhku.. ah ani kami
tidak pakai baju? HYUNG!” pekik Sehun magnae yang begitulah -__- manager hyung
hanya mencoba sabar menghadapi anak didikannya itu.
“kau mau? Eo? Eo? Mau?” tawar
manager hyung.
“ANIYO HYUNG!”
“babbo! Minggirlah, Kai angkat bajumu
sedikit.. aku mau menempelkan ini..” ujar manager hyung. Dengan terpaksa Kai
mengangkat sedikit bajunya. Dengan cepat manager hyung menempelkan sesuatu
seperti, koyo(?) di pinggang Kai “nah, selesai. Begitu saja lama sekali..”
“hyung, tidak terasa.. omo, omo, omo..
OMO!! Huuuuaaaaa!!! Kyyaaa~~~” jerit Kai sambil mengibas-ngibaskan koyo(?) yang
sudah terasa panas.
“ck~ justru bagus, sakit pinggangmu bisa
sembuh seketika.. sudah cepatlah hyung tunggu..” ujar manager hyung sambil berjalan
pergi seraya bersiul ria. Sementara itu seluruh werewolf menatap Kai perihatin.
“kkamjong gwaenchana?” ujar Sehun
sedikit meringis melihat teman seperkelahiannya ke panasan.
“magnae cadel.. bantu aku! yak!
cadel!!” di saat seperti inipun mereka masih tetap memanggil dengan
panggilan yang mengundang perkelahian.
“yak! Kalau kau ingin dibantu panggil namaku
yang benar!” sunggut Sehun. Kai menoleh dengan wajah garang.
“neo! Kau yang memulainya! Memanggilku
kkamjong!” balas Kai dengan menaikan satu oktaf.
“NAMA MU MEMANG KKAMJONG..” balas Sehun
dengan berteriak.
“NEO DO! KAU MAGNAE—“
“DO!!”
“RE!!”
“MI!!!”
“FA!!!!!”
“hyung waeyo?” ucap Sehun dan Kai
berbarengan dan menatap Chen, Xiumin, dan Baekhyun dengan wajah bingung. “ini
bukan di weekly idol..”
“ahh, akhirnya berhenti juga.. kalian,
cepatlah ambil barang-barang, jika kalian ingin di tinggal tidak apa-apa..”
ujar Suho. Sehun dan Kai melihat kesekeliling.
“hyungdeul yang lain dimana?” tanya
Sehun. Chen menunjuk pintu yang bermaksud sudah pergi semua.
“MWO? Ahh, chamkamman!!” ucap Sehun dan
Kai berbarengan dan mulai mengambil barang-barangnya.
“lihat.. obat Kai adalah bertengkar
dengan Sehun dan aku yakin begitu juga sebaliknya..” gumam Xiumin.
“eo!”
“hyung, kau bilang apa?”
“anio!”
***
Hye Byung P.O.V
‘Kenapa kau tidak mengerti?!’
‘Luhan oppa tidak mungkin
menyukai gadis egois seperti mu!’
‘Luhan menyukai wanita yang
mengerti dirinya..’
“AAA!!”
Aku terbangun dari tidurku yang tadinya
tentram. Teringat ucapan Luhan, trainee menyebalkan, dan juga Wei Ya sebelum
dia pergi. Apa aku egois? Apa.. Luhan.. aarrggg!! Aku menoleh ke arah samping
yang hanya di tempati oleh guling.
“huft.. di saat seperti ini aku
membutuhkanmu Hyo~ tapi—“
Ddrttt.. drrrtt...
Getaran ponsel pada meja belajar
menghentikan gumaman ku yang tidak jelas. Aku beranjak mengambil ponsel dan
mendapati nama ‘Jong In’. “untuk apa dia menelfon?” gumamku.
“yoboseo?”
‘apa kau sudah tidur?’
ucapnya dari sebrang sana. Aku menggeleng padahal
dapat di yakini ia tak dapat melihat gerakanku.
“pernahkah aku mengangkat telfon sambil
tidur?” ucapku sedikit
bergurau namun, sedikit sinis. Ntah,
mengapa aku agak lebih sensitive.
‘haha.. aku hanya memastikan.. apa aku mengganggumu?’
“itu kebiasaanmu, mengganggu orang,
benar?” ucapku. Aku merasa
nyaman. Melupakan masalahku dengan yah, Luhan.
‘cih, aku tidak seperti itu.. ah, kenapa kau belum
tidur? Hyo sudah tidur? Kenapa kemarin tidak mengangkat telfonku? Jika marah
pada Luhan hyung—‘
“Kai~~ bernafaslah.. kau berbicara dalam
satu hentakan nafas.. aku mimpi buruk, sangat buruk.. Hyo? Ah, dia tinggal di
rumah neneknya.. aku butuh sendiri.. bukan marah padamu..”
‘ah, mianhae.. kau dan Luhan hyung.. hubungan
kalian..’
“mollaseo.. aku rasa masih perlu waktu
untuk sendiri..” aku sedikit menurunkan sedikit intonasiku, ntah, tapi aku akan langsung merasa
ingin menangis. “ah, Kai.. kau tidak tidur? Ini sudah jam 12 malam..”
‘aku tak bisa tidur.. haha.. hyungdeul sudah tidur,
begitupula Sehun.. aku kesepian.. bosan..’
“hahahahaha” tak sadar tawaku lepas
begitu saja.
‘Yak! kenapa kau tertawa? Apa yang lucu?’
“kau bisa merindukan Sehun? Eo? Eo?
Eeyyhh~~ Kim Jong In meridukan Oh Sehun.. eyyhhh~~ hot news.. hahahaha~~”
‘yak! neo! Aiiis, jinjja..’
“hahahahhahaa.. hooaaamm.. Kai.. aku
mengantuk.. terima kasih karna mau menghiburku.. jaljayo Jong Inee~~”
‘eum, jaljayo~~’
Hye Byung P.O.V End~
***
Luhan P.O.V
Aku menghirup udara malam di taman
belakang dorm. Tempat yang selalu membuatku tenang. Kejadian yang menimpaku
kemarin membuatku ingin sendiri dan tidak ada yang menggangguku. Pikiranku
kacau.
“Yak! kenapa kau tertawa? Apa yang lucu?”
Sayup-sayup aku mendengar suara lain,
seperti suara.. Kai? Tapi bukankah dia sudah tidur dan bukankah tidak ada orang
di sini?
“yak! neo! Aiiis, jinjja..”
Kai. Ya, tidak salah lagi. Aku
mengedarkan pandangan ke seluruh tempat dan mendapati Kai seperti sedang
menelfon dan beranjak ingin duduk. Ah, benar, tidak mungkin dia berbicara
sendiri. Dan dia sepertinya baru datang. Aku menyipitkan mataku. Taman kecil
dan tidak ada orang membuat siapapun yang berbicara terdengar di seluruh tempat.
“eum, jaljayo~~”
Dia mengucapkan itu pada siapa? Ah, masa
bodoh. Tapi, ah, aku penasaran. Ah, aku mengasah pendengaranku lagi.
“dan.. saranghae Hye Byung-aa”
Deg! Kai.. dan.. Hye Byung..
“Kai”
“Hyung?!”
Luhan P.O.V End~
***
Kai P.O.V
Suasana hati pagi yang benar-benar
canggung antara aku dan Luhan hyung. Perasaan yang seiring waktu akan Luhan
hyung ketahui. Lega, tidak enak, dan marah. Itulah yang ku rasakan. Suasana
yang tergambar padaku di dorm hanya keheningan. Kejadian semalam yang membuat
Suho hyung bangun.
Flashback.
“Kai”
“Hyung?!” kilatan marah dan kecewa ada
pada mata Luhan hyung ketika aku menoleh padanya yang berjalan mendekat ke
arahku. “kenapa, hyung—“
“apa maksudmu?” ah, sepertinya dia tahu.
Dia mendengarnya. Bodohnya aku karna tidak mengecek kondisi taman. “apa
maksudmu, hah?!”
“Hyung! Kau mengecewakannya! Kau
menelantarkannya demi trainee! Kau harusnya sadar!!” teriak ku. Entah kenapa
aku berani meneriakinya. Ku lihat dia terkejut.
“NEO! Neo do! Kau harusnya juga sadar!
Hye Byung mempunyai kekasih! Naega!
Aku kekasihnya!” ujarnya sambil mendorongku. Baru saja aku ingin membalasnya.
Suara lain.. suara Sehun..
“HYUNG GEUMANHAE!”
“Sehun-ee?!”
“TARRAWA!” teriaknya. Aku dan Luhan
hyung mengikuti Sehun hingga aku tahu kami menuju dorm.
Cklek.. kami sampai di dorm. Kami
berhenti saat Sehun berhenti dan tiba-tiba..
Bruk.. Bruk..
“Oh Sehun~~”
desisku. Sehun memukul ku dan Luhan.
“kalian! Kalian bukan EXO!”
“Ada apa ini?”
Flashback
End
“hyung, kau pakai topi saja..” ujar
Sehun memecahkan ingatan ku tentang kejadian semalam. Aku yakin ia sedang
berbicara pada Luhan.
“eum, gomapta Sehun-ee” balas Luhan.
Sehun? Anak itu kenapa? Tingkahnya berubah-ubah. Aku yakin semuanya bingung
mengapa aku tidak bercek-cok mulut dengan Sehun. Yah, kejadian ini hanya aku,
Luhan hyung, Sehun, dan Suho hyung yang tahu.
“eyyhh~~ tumben sekali Kai dan Sehun
tidak beradu.. hahaha..” seru Tao. Aku dan Sehun –sepetinya- sama-sama menoleh
ke arah Tao.
“Tao~~”
“ne, arra.. Kris ge..” ucap Tao sambil
memutar bola mata. Aku membuang nafas pelan dan sekilas melihat Chanyeol yang
melihatku curiga, dia pasti sudah menduga sesuatu.
Kai P.O.V End~
***
“annyeonghaseo sunbaenim~~”
“eo? Seokhyin?” ujar Luhan. Seokhyin,
nama orang yang menyapa. Ia merekahkan senyumnya. Lalu, ia menyodorkan sebuah
barang yang di bungkus kertas kado. “seonmul?
Tapi hari ini bukan ulang tahunku..”
“ini hanya hadiah saja.. memangnya harus
hari ulang tahun? Eum, hari ini kau berbeda..” ujar Seokhyin sedikit malu-malu.
“eo? Apakah aku jelek? Styleku jelek?”
ujar Luhan. Seokhyin menggeleng, “aniyo! Jinjja aniyo! Kau tampan..”
“hahaha.. aku pergi, terimakasih
hadiahnya..” ujar Luhan sambil memberi senyumannya. Deg. detak jantung Seokhyin
berdetak dengan sangat kencang. Ia melihat punggung Luhan hingga tak terlihat
lagi.
“waa~~ sekarang aku tahu, seperti apa
mendapatkannya..”
“eo?” Seokhyin menoleh ke arah suara. Ia
melihat temannya, Weonhyun. “Sejak kapan kau disini?”
“dari tadi.. kau menginspirasi ku, Seo~~
hihihi..” ujar Weonhyun.
“kau mau menjiplak caraku??”
“aniyo!”
“lalu?”
“lihat saja nanti~~”
***
“jangan mengada-ada.. kau ke SM? Mau
makan api?” ujar Hyo Ai sambil memainkan ponselnya. Tuk! “Yak!” protes Hyo Ai.
“aku ke sana ingin meminta penjelasan
pada Luhan babo! Mencoba untuk bersabar itu adalah kuncinya..” ujar Hye Byung
sambil menatap intens Hyo Ai.
“terserah apa katamu, aku tidak mau
ikut..” ujar Hyo Ai sambil menurunkan topinya dan menunduk berniat tidur sambil
mendengar musik,
“ck~ jangan tidur” desis Hye Byung. Ide
jahil terlintas di otak Hye Byung “ada Zelo..” dengan segera Hyo Ai duduk
dengan benar dan merapikan topi.
“eodi? Eodi?” ujar Hyo Ai panik.
“hahahahahhahahaha” tawa kencang keluar
dari mulut Hye Byung. Hyo Ai menatap Hye Byung tajam “huahahahahaha..”
“hah, kau menyebalkan” desis Hyo Ai
kemudian ia kembali ke posisinya. Hening. Hye Byung melihat seluruh
kelasnya, tertinggal ia dan Hyo Ai. Kemudian ia melihat Zelo yang berjalan ke
arahnya. Ia menggelengkan kepalanya dan sekarang ia yakin jika ia tidak sedang
fatamorgana atau sedang berilusi atau semacamnya.
“Hyo~ Hyo~ ada Zelo~” ucap Hye Byung
sambil menggoyangkan tubuh Hyo Ai yang sedang memejamkan matanya.
“kojitmal~” balas Hyo Ai pelan. Hye
Byung mengguncangkan tubuh Hyo Ai karna Zelo semakin dekat. “aku tidak percaya
padamu.. jangan menggangguku..” desis Hyo Ai.
“kali ini aku sungguhan.. di depan kita—“
“annyeong”
ujar Zelo memotong ucapan Hye Byung. Seketika Hyo Ai langsung terbangun.
“Zelo?” ujar Hyo Ai spontan.
“sudah ku katakan aku sungguhan..” bisik
Hye Byung.
***
Seorang wanita berjalan di tengah-tengah
kesibukan para pekerja atau staff yang berada di gedung SM Entertainment. Yah,
siapa yang tak kenal dengan agensi yang masuk ke dalam urutan 3 besar di Korea.
Hye Byung, wanita itu berjalan menuju ruang EXO.
EXO, tulisan itu sangat jelas di depan
pintu ruangan. Tanpa ragu Hye Byung membuka ruangan itu dan terlihat members
EXO melakukan aktivitasnya. Dan saat Hye Byung melangkah semuanya melihat ke
arah Hye Byung.
“Hye-ya..”
Kai. Orang yang pertama kali menyapa. Luhan menatap intens ke arah Hye Byung
yang tersenyum pada Kai.
“Luhan, Xiao Lu.. aku ingin bicara..”
ucap Hye Byung namun matanya menatap lurus kedepan, tak menatap Luhan. Semuanya
akan mengira jika Hye Byung menatap Kai, namun itu salah.
“hooaaa~~ hyung aku lapar..” ujar Sehun
sambil menarik-narik baju Kris. Kris merasa sedikit aneh dengan tingkah Sehun.
“hyung~~”
“aah, arra.. kajja~~” ujar Kris sambil
merapikan bajunya lalu berjalan keluar bersama Sehun.
“woooaaa~ Kris hyung, benar-benar ingin
mentraktir? Hyung tunggu!!” ujar
members EXO dan berlarian keluar kecuali Suho dan Kai.
“Kai..” tegur Suho. Kai menatap Hye Byung
nanar. “aku mau disini hyung” kata-kata tegas yang terucap oleh Kai membuat Hye
Byung dan Luhan menoleh.
“Kai.. kali ini dengarkan hyung!” ujar
Suho pelan.
“aku selalu mendengarkanmu hyung, aku
selalu menurutimu bahkan hingga detik ini. Kau tak pernah mendengarkanku!” ujar
Kai menaikan intonasi nadanya.
“Kai” gumam Hye Byung. “bicaralah hyung,
Suho hyung.. keluarlah.” ujar Kai. Suho melirik Luhan dan Luhan mengangguk. Suho
keluar dan kini tinggalah Kai, Hye Byung, dan tentu saja Luhan.
“Xiao Lu, ada—“
“aku duluan.. apa hubunganmu dengan
Kai?” ujar Luhan. Hye Byung menoleh ke arah Luhan.
“aku mencintainya..” Kai dengan
gamblangnya berbicara membuat Hye Byung menoleh. Hye Byung membulatkan matanya
tak percaya, sedang bercandakah dia?
Luhan tersenyum kecil. “tapi.. aku belum memiliki hubungan apapun.. Hye Byung-aa.. mianhae.. aku membenci Luhan hyung
yang tak bisa melindungimu.. mianhae..” ujar Kai.
“Kai~~” lirih Hye Byung. “kembalilah
padaku..” lirih Kai. Luhan menatap Hye Byung diam. Luhan berharap Hye Byung
menolaknya.
“mianhae, aku menyayangi Luhan bukan
kau. Mianhae, jeongmal mianhae.. biarpun Luhan sering mengecewakanku, biarpun
Luhan dan aku berpisah.. aku tidak akan kembali padamu, mianhae” lirih Hye
Byung. Kai tersenyum kecil. Luhan menatap dengan sayu Hye Byung aku
sering bahkan selalu mengecewakannya.
“begitukah? Ah, baiklah..” ujar Kai.
Rasanya ia ingn menertawakan dirinya sendiri. Kai, kau menyedihkan. Kai
hendak berjalan keluar, namun suara Hye Byung menahannya.
“Kai—” Kai diam “—kau masa laluku, aku
tak mungkin jatuh pada masa laluku lagi.. namun kau adalah sahabat yang akanku
tempatkan selalu di sisiku.. seperti eonnideul, dan Hyo..”
Kai menarik senyumnya “gomapta~”. Yah,
kau benar.. aku masa lalumu. Kai melanjutkan jalannya
dan keluar. Hening. Luhan dan Hye Byung tak ada yang berbicara.
“mianhae~” kata-kata pertama setelah
Luhan bungkam. “aku mengecewakanmu lagi.. aku—“
“jika perpisahan lebih baik maka kita
akan melakukan itu..” ujar Hye Byung singkat namun memberi kesan mendalam bagi
Luhan. Luhan bangkit dan berjalan mendekat ke arah Hye Byung “tenang saja, aku
memaafkanmu.. aku juga tidak akan kembali pada Kai..” Luhan menarik Hye Byung
kedalam pelukannya, tak ada rontaan atau balasan Hye Byung diam. Luhan layaknya
memeluk patung.
“jangan mengatakan itu..” ujar Luhan.
“kau jahat” balas Hye Byung
“nan arra..”
“kau jahat”
ulang Hye Byung dengan lirih.
“Hye~~”
“KAU JAHAT!!!!” teriak Hye Byung.
Keluarlah sudah air mata yang dipendamnya. Luhan mengeratkan pelukannya membuat
tangis Hye Byung meredam. Hanya isakan kecil yang terdengar.
“aku tahu aku jahat.. aku tahu aku
mengecewaknmu untuk kesekian kalinya.. tapi jangan ucapkan perpisahan.. aku
mohon..” ujar Luhan. Hye Byung melingkarkan tangannya pada Luhan.
***
Kai duduk termenung di taman belakang
gedung SM yang sepi. Menghirup udara yang sejuk mengisi paru-parunya. Kai
kau kuat. Batinnya.
“terkadang perasaan perlu kita korbankan
demi melihat orang yang kita sayangi tersenyum bahagia..” Kai menoleh dan
mendapati Suho yang menatap lurus kedepan. “kehidupan itu adil.. kebahagiaan
dan kesedihan, jika tidak ada kesedihan, semua orang merasa selalu bosan karna
kebahagian..” lanjut Suho sambil tersenyum simpul.
“tapi—“
“Ha Min dan aku.. tidak selalu bahagia..
menutupi kesedihan, itu memang perlu.. berusaha ceria di depan banyak orang dan
sedih dikala sendiri..” lanjut Suho.
“hyung~~” panggil Kai. “eum?” sahut Suho
singkat.
“maafkan aku yang tadi.. aku
egois..” ujar Kai merasa bersalah.
“tidak apa-apa.. kau sudah dewasa..
tidak bisa ku anggap anak kecil lagi.. hahaha~~” cada Suho. Kai mengerucutkan
bibirnya.
“hyung! Jadi selama ini kau masih
menganggapku anak kecil, eo?” sahut Kai tak terima.
“eum, bukankah tiga magnae EXO masih
kecil? Hahahaa~~”
“YAK! Hyung!”
Hyung,
terima kasih karna kau mau menghiburku, sama seperti aku menghibur Hye
Byung. Kai, majulah! Kau masih di kelilingi orang-orang yang
menyayangimu.. Luhan hyung, Hye-ya.. semoga kalian bahagia.
–Kai.
***
Seorang wanita berjalan menuju ruangan
EXO dengan pakaian masih dengan seragam sekolah. Ia berhenti ketika melihat seorang
wanita atau bisa di bilang trainee berlari ke arah.. Kris. Ia mengamati trainee
itu yang berlari tanpa melihat papan yang bertuliskan ‘Hati-Hati Lantai licin’
dan..
“hati-hati!” teriaknya dan pemandangan
selanjutnya membuatnya terpaksa meremas roknya. Trainee itu tertolong karna
Kris menangkapnya.
“HyoHyo!” ujar Sehun dengan bergaya ala
rapper. Kris dan trainee yang di tolong Kris menoleh. Wanita itu, ya dia Hyo Ai
berbalik namun tak berjalan karna di depannya ada seseorang yang menariknya
kedalam pelukan.
“menangislah..”
“Chanyeol..”
Kris dan Sehun bahkan seluruh member
–kecuali Kai Suho- saat itu tercengang melihat Chanyeol dan Hyo Ai. Beruntung
tidak ada orang yang berada di lantai itu.
“menangislah..”
“hiks.. Chanyeol-aa..”
“Hyo.. Ai”
--- TBC ---
Next Part Ai-Ris Vers.
----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar