Jumat, 01 Juli 2016

Black And White [Chap 5]





Black And White || Cho Kyuhyun - Lee Min Ji - Hwang Yeol Sik - Tiffany Hwang - Lee Hyuk Jae || Hurt - Married Life || PG17 || Chapter

Tata tertib: RC [Read and Comment]. kritik saran dan protes lainnya silahkan dilayangkan kepada saya karna tidak kesesuain pada yang kalian inginkan /? ||DILARANG PLAGIAT! semua author pasti tidak ingin karyanya ditiru oleh orang lain. oleh karna itu mohon perhatiannya ^^ || CERITA INI MILIK SAYA! jika ada kesamaan nama tokoh itu diwajarkan jika ada cerita yang persis seperti ini mohon bilang pada saya. cast milik tuhan.



***





Ku perhatikan koran yang berada diatas meja makan, baru saja aku akan melupakan segala kejadian yang kemarin. Hari ini saat aku baru saja seperti terlahir kembali, terpampang jelas kabar buruk yang menghiasi penglihatanku. “Kyuhyun CEO Cho Crop berkencan dengan wanita muda” sangat besar tulisan itu seperti menghiasi satu halaman koran. Apa yang dia lakukan sekarang? Aku sudah tak dapat berfikir jernih. Menatap koran itu dengan tatapan kosong, sampai akhirnya ku tersadar saat handphone-ku berbunyi.

“apa kau dirumah?” sudah sangat ku hafal pemilik suara ini. Hyuk Jae. Ku bergumam menjawab pertanyaannya itu, sangat susah untuk bersuara. “bagus tunggu aku” tut. Sambungan terputus. Ku mendesah pelan, ku ikat rambut panjang yang kusut ini. Berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

Ku lihat pantulan diriku, sudah berapa lama aku tak melihat diriku sendiri di cermin? Salah, seharusnya bukan itu tapi, sudah berapa lama aku bertingkah bodoh? Warna kulit putih pucat seperti mayat hidup. Pantas saja Kyuhyun membenciku, aku sangat jelek. Badanku sangat kurus tak terurus, hah mengenaskan sekali.

Air hangat mengalir diseluruh tubuhku, membasahi setiap lekukan tubuhku yang dingin ini. Sudah berapa lama aku tak merasakan kenyamanan ini? Apa yang selama ini aku lakukan? Ku matikan shower, mengambil handuk dan melilitkannya di tubuhku. Keluar dari kamar mandi dengan lemah. Berjalan kearah lemari, mengambil baju dan memakainya.

Tepat saat selesai memakai baju, suara bel rumah ini berbunyi sangat keras sehingga mau tidak mau aku harus berjalan kearah pintu. Ku perhatikan rumah ini, rumah yang sudah hampir dua tahun ku tempati tapi tak pernah ku perhatikan. Sebenarnya siapa aku di rumah ini?

Ku bukaan pintu dan saat membukakan pintu ku lihat senyum lebarnya yang merekah, yah Hyuk Jae sudah datang. Dia langsung masuk tanpa ku suruh masuk. Aku tak mempermasalahkannya toh, ini adalah rumah sahabatnya yang notabanenya suamiku, ops apakah aku pantas menyebut Kyuhyun suamiku?

Ku langkahkan kaki ku kearah Hyuk Jae yang sedang duduk di sofa yang sedang menatap dalam diam kearah meja yang terdapat koran tentang Kyuhyun yang menghiasi halaman depan koran itu. Tak ku perdulikan soal itu, aku melangkahkan kakiku ke dapur membuatkan teh hangat untuknya bagaimanapun Hyuk Jae adalah tamu.

Rumah ini sangat sunyi, hanya dentingan sendok yang beradu pada gelas saat aku mengaduk tehnya. Hingga akhirnya ada suara lain yang berbunyi “bagaimana perasaanmu?” ku hentikan aktivitasku, bukan terkejut karna ucapan Hyuk Jae bukan juga untuk menjawabnya, tapi aku sudah selesai mengaduk teh. Aku membawa tehnya, lalu kuletakkan di meja. Baru saja aku ingin pergi, dia bersuara “Min Ji” ucapnya lembut.

Aku diam. Suara lembutnya membuat air mataku ingin jatuh, tapi aku berjanji tidak akan menangis lagi. Aku benci ini. Kenapa aku sangat lemah? Ku rasakan air mataku sudah benar-benar mengalir. Aku diam, menangis dalam diam. Aku ingin membunuh diriku sendiri saat ini. Saat ku rasakan ada dada yang dapat ku sandarkan. Yah, Hyuk Jae memelukku. Kurasa aku salah menilai Hyuk Jae yang sama seperti Kyuhyun, Hyuk Jae baik. Oh Tuhan, bolehkah Kau menghentikan waktu?

Usapan tangannya pada kepala ku membuatku sedikit tenang. Bolehkah aku berharap jika yang menenangkanku sekarang adalah Kyuhyun? Bolehkah aku berharap orang baik ini adalah Kyuhyun?

Tangan yang hanya menggantung disampingku, ku angkat dan membalas memeluk Hyuk Jae dan Hyuk Jae mengeratkan pelukannya membuatku tambah tenang. “ada aku, Lee Min Ji” ucapnya lembut dan aku mengangguk. Ku tersernyum dalam pelukan Hyuk Jae.

“ada yang ingin ku tanyakan padamu” ucapnya lembut namun serius, ku lepaskan pelukan ku begitupun dengannya dia menatapku dalam “jawab pertanyaanku dengan jujur” aku terkunci dalam tatapannya dan hanya mampu menganggukan kepalaku. Ada apa denganku?

“kau—apa kau putri dari Lee Jong Suk?” aku berusaha tenang dengan pertanyaannya itu, bagaimana dia tahu bahwa nama ayahku Jong Suk. Apakah dia orang jahat?



“Jangan sampai orang tahu kau anak dari Jong Suk, Min Ji. Banyak orang jahat mengincarmu, biarkan tuan Cho Young Hwa yang menjagamu” ucap bibi. Aku hanya mengerutkan dahi, memang aku selama ini bersembunyi dari gemparnya dunia yang sedang berbondong-bondong mencari ku.

“maksud bibi?” ucapku polos. Tentu saja disaat umurku yang belum sampai menginjak 20 tahun aku sudah harus menghadapi sesuatu yang tak ku mengerti sama sekali. Oh Tuhan cobaan apa lagi ini.

“kau akan aman ditangan Young Hwa. Jangan pernah kemari, tetaplah disana Min Ji”



“Min Ji?” aku tersadar dari lamunanku, aku mundur selangkah takut-takut jika Hyuk Jae benar-benar orang jahat. Hyuk Jae mengerutkan dahinya bingung saat melihatku melangkah mundur. Dia maju dan aku benar-benar terkejut sehingga aku mundur lagi jauh dan dengan cepat Hyuk Jae menahan tanganku. Dengan reflex ku hentakan tangannya, bisa kurasakan dia terkejut.

“Min Ji ada apa?”

Aku menggeleng, “siapa kau?” ucapku ketakutan. Dia mengangkat sebelah alisnya, ku rasa dia bingung, bingung dengan pertanyaan yang ku lontarkan.

“hey, aku Hyuk Jae. Kau ini kenapa?” ucap Hyuk Jae yang bisa ku lihat dia benar-benar kebingungan. Aku menghela nafas, setidaknya dia benar-benar tidak tahu.

“bagaimana bisa kau tahu?” ucap ku untuk pertama kalinya. Dia terkejut namun sedetik kemudian tatapan melembut. “—aku anaknya” ucapku dengan gamblang. Aku akan membuka identitasku sekarang.

“jadi kau yang selama ini dicari-cari”


Min Ji POV End.


***



Plak.

Tangan keriput itu dengan enteng menampar pipi dari anaknya tersebut, Kyuhyun. Yah yang menamparnya adalah ayahnya, Young Hwa. Kyuhyun hanya diam di perlakukan seperti itu karna ia sadar bahwa ia salah karna tidak melihat setuasi dan tertangkap paparazzi saat sedang bersama Tiffany.

Wajah tampan Kyuhyun harus rela di pukuli oleh ayahnya sendiri. Walaupun sudah tua, Young Hwa masih dapat dengan keras memukul wajah Kyuhyun sehingga Kyuhyun tersungkur membuat sudut bibirnya berdarah. Sebenarnya Kyuhyun bisa saja membalas perbuatan ayahnya, tapi Kyuhyun sadar jika itu juga karna kesalahannya.

Young Hwa mengatur nafasnya yang memburu akibat emosinya yang membuncah tapi ia tak mau karna ia sadar jika jantungnya sangat sedang tak bersahabat dengannya. Dia melihat Kyuhyun yang masih saja diam di tempatnya. Young Hwa duduk di tempatnya dan memijat pelipisnya berusaha untuk menenangkan pikirannya.

“apa yang kau pikirkan? Kau sudah mempunyai istri Kyuhyun” ucap Young Hwa yang masih memijat pelipisnya. Kyuhyun mendelik, tak suka dengan sebutan ia telah memiliki istri.

“aku tak pernah ingin menikah dengannya” desis Kyuhyun. Young Hwa mendelik tajam kearah Kyuhyun. Tatapan ayah dan anak itu sangat tajam.

“jadi dia? Dia yang kau inginkan saat itu? Yang menghilang lalu kembali? Hanya orang bodoh yang mau kembali pada seseorang yang meninggalkannya tanpa sebab” desis Young Hwa. Kyuhyun bangkit dan menggebrak meja kerja Young Hwa. Mata Kyuhyun menyaratkan sebuah kemarahan. “apa kau tak pernah berpikir apa alasan dia kembali padamu, anak bodoh?”

Kyuhyun tertegun, kyuhyun diam mematung dalam hatinya iya membenarkannya. Tapi otak dan hatinya saat ini sedang tidak berkerja sama. “terserah padamu, yah!” ucap Kyuhyun dan segera meninggalkan ruangan ayahnya itu.

Young Hwa tau Kyuhyun bukanlah orang bodoh yang tidak membenarkan ucapannya tadi. Young Hwa adalah ayah Kyuhyun dan sifatnya itu benar-benar turun ke anak semata wayangnya itu. Young Hwa melirik kearah foto yang di pajang di meja kerjanya. Fotonya, Kyuhyun, dan almarhumah istrinya. Young Hwa tersenyum miris melihatnya.


Tok tok.

Young Hwa melihat kearah pintu, menarik nafasnya kemudian berucap “masuk” sedetik kemudian munculah seorang wanita yang juga membuatnya geram. Ada apa ini? Apakah mereka benar-benar berjodoh, barusan Kyuhyun sekarang Tiffany telah ada dihadapannya?

Young Hwa menatapnya tajam, ingin sekali ia membunuh wanita ular ini di tangannya. Tifanny menatapnya santai dan sedikit membungkuk memberikan salam. “aku tahu, aku tak dipanggil olehmu tuan Cho. Tapi, apakah kau tau siapa yang menyebarkan berita ini?”

Young Hwa menatapnya masih dengan tatapan tajam dan juga ingin tahu. Dalam hati Tiffany tersenyum puas. “berhati-hatilah dengan orang-orang terdekatmu tuan Cho. Dia yang ingin menghancurkanmu, lebih jahat dari—“

“—ayahku”

“aku sedang tidak ingin bermain-main. Urusanku masih sangat banyak, terutama menghancurkan ayahmu” desis Young Hwa. Tiffany tertawa mendengar penuturan orang keras kepala didepannya ini, persis seperti Kyuhyun.

“aku juga tidak main-main. Kau fikir, siapa yang mempunyai kuasa untuk menyebarkan koran sebanyak dan secepat ini? Tentu saja, Lee Jang Won.” Young Hwa diam. Padahal baru saja ia menelfon Jang Won untuk segera menarik koran  yang sekarang sedang tersebar luas. “benarkan?”

Young Hwa menepis perkataan Tiffany “aku tak percaya padamu”

“terserah, aku sudah peringatkan. Berhati-hatilah dengan orang terdekatmu” setelah mengucapkan itu, dia pergi dari ruangan Young Hwa. Meninggalkan Young Hwa yang sedang dilanda kebingungan. Ia memegangi dada, merasa sudah tidak beres ia menarik laci mejanya dan mengeluarkan obatnya. Dilihatnya sakilas foto temannya, Lee Jong Suk.



***



Kyuhyun memacu mobilnya dengan cepat hingga ia sampai pada rumah yang sudah lama tak ia kunjungi semenjak kematian ibunya. Kyuhyun memarkirkan mobilnya dan terkejut ketika melihat mobil lain di pekarangan rumahnya. Ia mengerutkan keningnya, seperti mengenal pemilik mobil tersebut. Hyuk Jae. Untuk apa dia kesini?

Kyuhyun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya. Menghirup udara yang telah lama tak ia rasakan, dan telah lama tak melihat wanitanya yang—malang. Dia mencari di seluruh ruangan, tapi tak terdapat tanda-tanda Hyuk Jae. Rumah ini sepi sekali. Hingga akhirnya ia berhenti di sebuah ruangan, yah kamar tidur Min Ji. Setelah lama berperang dengan pikirannya sendiri akhirnya ia membuka pintu itu dan ia terkejut.

“Hyuk Jae!” pekik Kyuhyun, namun Hyuk Jae dengan tenang meletakan telunjuknya dibibirnya, bermaksud untuk Kyuhyun tidak berisik. Yah, Min Ji tertidur setelah ia bercerita tentang ia yang menyandang anak Lee Jong Suk. Saat ini Hyuk Jae sedang mengusap-usap kepala Min Ji dengan lembut, seakan Min Ji adalah barang mahal yang sekali sentuh akan hancur.

Kyuhyun memutar bola matanya jengah melihat keadaan itu. Ia pergi meninggalkan dua insan itu, melangkah ke dapur dan meminum air untuk menghilangkan dahaganya. Entah kenapa jauh dilubuk hatinya, ia merasa tak suka melihat Hyuk Jae yang dekat dengan Min Ji. Pikirannya melayang saat kejadian mereka bertengkar hebat dan berakhir dengan Kyuhyun yang mencium Min Ji. Tanpa sadar Kyuhyun menyentuh bibirnya, rasa yang manis.

“sedang berpikir apa?” tegur Hyuk Jae yang membuat Kyuhyun sadar dan membuatnya melayangkan tatapan tajam kepada Hyuk Jae. Ditatap tajam, Hyuk Jae hanya terkekeh. Sudah sangat biasa.

“bodoh” gumam Kyuhyun

“ada apa dengan wajahmu tuan muda Cho?” sindir Hyuk Jae. Yang hanya dijawab dengan delikan malas oleh Kyuhyun. “oleh ayahmu?”

“tch. Ada apa kau kemari?” ucap Kyuhyun langsung pada pokoknya. Kyuhyun sudah tidak dapat menahan pertanyaan itu sedari ia melihat mobil Hyuk Jae. Kyuhyun berjalan kearah sofa yang diikuti oleh Hyuk Jae.

“bibi Oh, kabur dari rumah ibu dan ayahmu” Kyuhyun mengerutkan keningnya tanda tak mengerti arah pembicaraan Hyuk Jae. –memang kalau bibi Oh kabur kenapa?- itu yang ada dipikiran Kyuhyun. “kurasa—dia tahu siapa yang membunuh ibumu”

Sedetik kemudian Kyuhyun menegang, seperti waktu berhenti berputar. Amarahnya naik seketika. Bibi Oh yang selama kurang lebih 10 tahun mengasuhnya tega berbuat seperti itu. Matanya mendelik tajam “dimana bibi Oh?”

“entahlah, aku sedang mencari keberadaannya melalui anak buah ku. Tapi yang baru saja aku dapatkan adalah, sekarang ia tinggal di sebuah rumah kecil di desa” ucap Hyuk Jae dengan jelas. Kyuhyun mengepalkan tangannya menahan emosi. “masih dalam proses, tahan emosimu”

Kyuhyun menghembuskan nafasnya gusar. Menyenderkan tubuhnya pada badan sofa yang empuk dan lembut, memijat pelipisnya pelan. Berharap ia bisa kembali ke masa dimana ia tidak perlu banyak masalah seperti saat ini. Apa yang ia rasakan sekarang seperti menebus dosa-dosa yang ia lakukan dahulu.

“apa kau—mengenal Lee Jong Suk?” gumam Hyuk Jae yang juga sedang menyender sambil menutup matanya. Kyuhyun melirik ke sampingnya. “tidak” ucap Kyuhyun tanpa piker panjang. Hyuk Jae mengangguk diam. Hyuk Jae belum ingin berbicara kepada Kyuhyun apa yang sebenarnya terjadi.

“kenapa?” ucap Kyuhyun saat suasana membisu.

“tidak” ucap Hyuk Jae menirukan Kyuhyun tadi. “tapi—jika cerita ini berkaitan dengan Min Ji, apa kau mau tahu?” lanjut Hyuk Jae. Kyuhyun mendengus, bimbang. Antara ingin dan tidak, hatinya ingin mendengar tetapi otaknya sangat menolak. Hey ada apa dengan Kyuhyun?

“tidak” ucap Kyuhyun dengan, berat?

Hyuk Jae tersenyum kecil. Ia membuka matanya dan mendapati Kyuhyun sedang menatap langit-langit atap rumahnya. “suatu saat kau akan mendengarnya mau, tidak mau.” Ucap Hyuk Jae sambil bangkit berdiri dan diikut tatapan tak mengerti dari Kyuhyun. “aku pamit, obati luka diwajah tampan itu. Selamat tinggal” ucapnya sembari berlalu.

Kyuhyun menutup matanya. Berharap ia akan kehilangan semua beban hidupnya. Tapi yang ia dapatkan hanya masalah baru, bibi Oh dan—siapa Lee Jong Suk? Apakah Lee Jong Suk itu yang membunuh ibunya, tetapi Hyuk Jae tidak berbicara jika Lee Jong Suk yang membunuhnya. Lalu, apa hubungannya dengan Min Ji?

Hening. Seperti biasa, rumah besar ini sangat hening tak bersuara. Bahkan suara anginpun dapat terdengar dengan jelas. Suara langkah kaki lembut seperti menuruni tangga terdengar dengan jelas ditelinga Kyuhyun, mengusik ketenangan Kyuhyun. Kyuhyun mendesis, ia tahu yang turun itu adalah Min Ji, bau vanilla yang di pakai wanita itu sangat khas.

“Hyuk Jae?” detik berikutnya entah kenapa Kyuhyun mendesis kecewa, karna yang disebutkan oleh Min Ji adalah—Hyuk Jae bukan dirinya.



***



Kyuhyun POV.

Ku tegakan tubuhku, menatapnya tajam dengan mataku. Ia terkejut, dapat ku lihat sorot mata yang penuh dengan kesedihan itu. Aku terenyuh, sadarlah Kyuhyun untuk apa aku terenyuh melihatnya? Aku melihat penampilannya. Simple, namun cantik. Mata coklat bulat, hidung mancung, bibir pink pucat dengan rambut coklat yang ia gulung ke atas memperlihatkan leher putihnya. Oh shit. Ada apa dengan ku.

“Kyu—hyun” desisnya pelan. Aku menampilkan senyum miringku yang membuatnya menunduk, tapi sedetik kemudian aku mendesis perih. Ah wajahku, aku lupa jika aku babak belur habis di pukuli oleh ayahku sendiri.

“ingin ku obati?” ucapnya takut-takut.

“cepatlah” ucapku dengan datar. Jujur aku merasakan desiran darah yang tak bekerja dengan biasanya. Sial, ada apa dengan ku.

Dia datang, mendekat dengan ku membawa kotak P3K. badannya kurus, putih pucat seperti mayat. Malang sekali dia. Lagi-lagi, pikiran apa ini. Ku perhatikan lekukan wajahnya, cantik. Sangat cantik. Apa yang selama ini aku lakukan. Aku membuang kesempatan bersama seorang bidadari.

“jika—jika sakit tolong bicara” ucapnya takut. Aku mengangguk masih dengan menatapnya tajam. Oh Tuhan, ada apa denganku. Tangannya yang lembut kini dengan cekatan menyembuhkan luka diwajahku. Dan tanpa sadar aku meringis ketika ia menyentuh bibirku, sial aku kelihatan lemah di depannya.

“ma—maaf” ucapnya sembari menjauhkan tangannya, namun sebelum jauh aku menahan tangannya tersenyum sangat lembut, senyum yang hanya ku perlihatkan kepada Tiffany.

“tidak apa-apa, sayang” bisa ku lihat pipinya yang berubah menjadi pink. Dan tanpa sadar aku mengecupnya, mengecup suatu benda pink pucat berasa manis. Membuatnya menunduk malu, aku terkekeh pelan. Mengangkat dagunya dan membuatnya melihat ke arahku, ku tutup mataku dan perlahan mendekat namun sebuah suara memekangkan telingaku.

“Kyuhyun!” pekiknya tak percaya. Aku mendorong tubuh Min Ji. Tiffany. Oh astaga, Tiffany adalah segalanya bagiku. Tiffany berjalan keluar meninggalkan ku. Aku kejar dia sebelum dia menggapai pintu mobilnya.

“Tiffany”

“lepaskan!” tepisnya. “apa yang kau lakukan hah!”

“dia wanita jalang. Kau tahukan itu?” mulutku jahat sekali, padahal jelas-jelas akulah yang menyetuhnya terlebih dahulu.

“aku ingin membersihkanmu, kita ke apartement” ucap Tiffany sambil mengusapkan ibu jarinya dibibirku. Aku tersenyum dan mengangguk. Ia tersenyum senang.

Ku lirik sekilas pintu rumah, ada rasa bersalah dalam hatiku. Dan sekarang yang ku yakini adalah, bahwa aku mulai menyukainya benar kata Hyuk Jae. Tapi, aku masih menyangi Tiffany. Jadi, siapa yang aku pilih?



Kyuhyun POV End.



***


Min Ji menitikan air matanya, lagi ia sangat merasa bodoh hanya dengan ditatap oleh Kyuhyun. Bohong jika Min Ji tidak tergiur dengan apa yang diperlakukan oleh Kyuhyun, bohong jika Min Ji tidak ingin di sentuh oleh Kyuhyun, bohong jika Min Ji tdiak rindu dengan Kyuhyun sekalipun Kyuhyun hanya menganggapnya parasite kehidupannya.

Apa yang Kyuhyun lakukan kepadanya benar-benar berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Kyuhyun saat di rumah sakit. Min Ji menyentuh bibir pinknya. Merabanya lalu tersenyum miris, ia harusnya sadar dia Kyuhyun tak menganggapnya ada. Mungkin Kyuhyun benar-benar men-capnya sebagai jalang.

Ia menggigit bibirnya menahan isakan yang akan keluar dari mulutnya. Tubuhnya bergetar, ia tak kuat untuk menahan beban yang ia rasakan sekarang. Terlalu berat. Isakan mulai terdengar dari mulut mungilnya menggema diseluruh ruangan rumah. Ia hanya bisa meruntuki kebodohannya yang mau saja di sentuh oleh Kyuhyun.

Sekarang ia tahu, ia paham kenapa Kyuhyun memanggilnya dengan sebutan jalang karna benar-benar seperti itu sekarang. Ia jijik terhadap dirinya sendiri yang mau saja termakan hanya dengan sentuhan lembut dari seorang Kyuhyun. Ingin sekali sekarang dia mengubur tubuhnya hidup-hidup. Ja-la-ng.

Ia meruntuki dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia yang sangat mudah terperangkap pada Kyuhyun yang jelas-jelas hanya menggapnya tak lebih dari parasit. Ia fikir Kyuhyun sudah berubah, bisa dapat mencintainya sebagai mana ia mencintai Kyuhyun. Tapi, persepsinya salah, Kyuhyun masihlah Kyuhyun yang dulu mana mungkin Kyuhyun berubah menjadi baik tanpa ada suatu hal. Min Ji mendengus dalam tangisannya. Tertawa miris dengan kejadian yang baru saja terjadi.

Min Ji menatap pintu yang baru saja dilalui Kyuhyun untuk mengejar wanita itu. Pandangannya ia alihkan kepada tangannya yang baru saja menyentuh Kyuhyun, tangannya yah tangannya telah berhasil menyentuh wajah Kyuhyun walau singkat. Dia tersenyum miris, setidaknya dia pernah merasakan bagaimana menyentuh wajah suaminya yang hampir dua tahun menjalin hubungan suami istri ia tak pernah menyentuhnya.

Dan dengan kejadian ini Min Ji menyimpulkan bahwa Kyuhyun tidak akan pernah mencintainya. Kyuhyun hanya menganggapnya sebagai parasit kehidupan dan—jalang. Oh Tuhan, ambil aku sekarang.


***


Berhentilah berteman dengan Kyuhyun, Hyuk Jae


Ucapan singkat yang dilayangkan seorang pria dengan umur yang tak jauh berbeda dengan Cho Young Hwa. Saat itu Hyuk Jae baru saja sampai pada kediaman ayahnya yang sudah lama tak ia kunjungi. Tapi bukannya salam dari sang ayah yang ia dapat malah sebuah ucapan yang membuat Hyuk Jae tak berhenti untuk berfikir.

Hyuk Jae menatap kearah jendela kamar yang sudah sangat lama tak ia huni. Menatap jendela yang menampilkan bulir-bulir hujan yang menempel. Hujan turun sangat deras, membawa lamunan Hyuk Jae terbawa sangat jauh. Tak cukupkah pernyataan-pernyataan yang ia dapat akhir-akhir ini.

Pertama, bahwa ia adalah sepupu dari Min Ji pernyataan yang sulit untuk dibayangkan oleh Hyuk Jae. Yah, tinggal di Amerika selama 15 tahun membuat Hyuk Jae buta akan keluarganya. Ia hanya mengetahui ayah dan ibunya saja. Tidak, bahkan ibunyapun telah lama tak terdengar kabarnya telah hampir 4 tahun ibunya tak terdengar kabarnya. Ibu dan ayahnya sudah berpisah namun, masih berhubungan baik.

Kedua, Lee Min Ji anak dari Lee Jong Suk yang rupanya pamannya yang kaya raya. Min Ji pewaris Cho Corp, yang sama sekali tidak di ketahui oleh orang banyak, bahkan yang lebih mengejutkan Kyuhyun hanya mendapat 35% dari saham yang sekarang dipegang oleh Young Hwa itu, ayahnya sendiri.


Berkas berantakan yang berada di ruangan yang sedang Hyuk Jae selidiki menarik perhatiannya. Ia mengambil berkas yang tidak seperti berkas yang sudah lama. Ia buka berkas itu dengan pelan, ntah mengapa perasaannya bergemuruh. Dan saat membuka dan membaca sederet tulisan itu, alangkah terkejutnya Hyuk Jae

‘Lee Min Ji pewaris utama Cho Corp’

Detak jantungnya berdetak dengan cepat. –ada apa ini sebenarnya?- itulah yang terdapat dipikiran Hyuk Jae saat melihat sederet kalimat yang ia baca. Ia memutar otaknya, berharap ia menemukan jalan keluar. Sedetik setelahnya, ia mengingat nama Lee Jong Suk sang pendiri dan kemudia ia menyadari sesuatu—Lee Min Ji, anaknya yang selamatkah?


Dan sekarang, tiba-tiba ayahnya memintanya untuk tidak berteman dengan Kyuhyun? Ucapan gila yang pernah ia dengar dari sang ayah. Jika memang tidak menyukai Kyuhyun, mengapa tidak dari dulu saja? Tapi, Hyuk Jae tidak menceritakan ia berteman dengan siapa ataukah jangan-jangan diam-diam ayahnya memantaunya tanpa sepengetahuannya? Apa yang sebenarnya terjadi disini. Hyuk Jae merebahkan dirinya dikasur king size miliknya. Menutup matanya perlahan, berharap ia dapat melihat masa depan.

Samar-samar Hyuk Jae mendengar percakapan seseorang. Suara ayahnya, berbicara kepada siapakah? Ia menajamkan pendengarannya. Berharap dapat mendengar dengan jelas.


‘aku yang akan membunuh mereka semua, karna telah membunuh adikku’


Hyuk Jae tertegun, siapa yang ayahnya maksud? Adiknya? Lee Jong Suk kah? Siapa yang akan ayahnya bunuh? Seketika pikirannya melayang-layang. Banyak pikiran bercabang di otaknya.


‘akan ku gunakan anakku’


Apa? Pekik Hyuk Jae dalam hati. Hyuk Jae bangkit, tidak, ini tidak benar. Apa yang sedang ayahnya rencanakan? Hyuk Jae keluar dari kamar. Menghampiri ayahnya yang seperti baru saja menutup telponnya.

“ayah” desis Hyuk Jae. Ayahnya terkejut ketika melihat Hyuk Jae yang berada di belakangnya dengan wajah menahan amarah. Namun, sebisa mungkin ayahnya itu tidak menampilkan wajah terkejutnya.

“sudah sejak kapan—“

“apa yang ayah rencanakan?” ucap Hyuk Jae to the point. Diam. Ayahnya tak bergeming sama sekali. Bahkan menelan air liurnyapun sulit. “tuan yang terhormat Lee Jang Won, jawab saya” desis Hyuk Jae sudah tak bisa menahan amarahnya, jika saja yang ada dihadapannya ini bukan ayahnya ia bisa saja langsung melayangkan tinjunya.

Akhirnya, Lee Jang Won tersenyum sinis “kau akan tahu nanti” ucapnya begitu misterius. Hyuk Jae mengepalkan tangannya. Ia mengambil kunci mobilnya dan pergi dari kediaman ayahnya itu. Muak jika harus menginap disana. Pupus sudah harapan untuk meminta bantuan kepada ayahnya, ternyata tidak ada yang bisa dia minta bantuan.

Pikirannya kini melayang pada Kyuhyun dan Min Ji. Hyuk Jae hanya takut jika masalah ini akan mengakibatkan hancurnya keluarga Kyuhyun. Persetanan dengan masa lalu yang kelam, masa sekarang lebih kelam dari masa lalu.

Hyuk Jae yang sedang melaju dengan kencang membelah hujan mau tidak mau menghentikan mobilnya dengan terpaksa. Menimbulkan bunyi decitan yang keras. Jika saja ia tidak menghentikan mobilnya mungkin saja orang yang berada didepan mobilnya ini sudah terpental jauh. Ia menyipitkan matanya, melihat siapa yang hampir saja ia tabrak. Matanya terbelalak melihat seseorang yang sudah setengah basah kuyup itu. “bibi Oh?”

Hyuk Jae segara turun, dan begitu terkejutnya bibi Oh melihat Hyuk Jae yang keluar dari mobil. Baru saja bibi Oh ingin pergi tangan kekar Hyuk Jae lebih dulu menahan lengan bibi Oh. Hyuk Jae menarik bibi Oh masuk ke dalam mobilnya. Saat ini pukul sebelas malam dengan kondisi hujan deras, sedang apa seorang wanita yang hampir menginjak usia kepala lima diluar?

“tuan muda—“

Hyuk Jae melirik kearah bibi Oh, “dimana rekaman cctvnya?” Tanya Hyuk Jae tajam langsung pada intinya. Yang Hyuk Jae yakini adalah bibi Oh tidak mungkin membunuh majikannya sendiri tanpa sebab. Dilihatnya bibi Oh menunduk dengan memainkan jari-jari tangannya yang keriput, bergetar.

Hyuk Jae membuang nafasnya kasar “siapa yang menyuruhmu?” ucap Hyuk Jae lagi. Merasa ada yang memperhatikan, Hyuk Jae melirik kea rah spion mobilnya, benar ada yang mengawasi. Shit. Hyuk Jae segera menancapkan mobilnya dengan kecepatan yang lebih dari maksimal membelah kota besar yang sedang diguyur hujan.


***



“jadi masih belum ingin bicara?” ucap Hyuk Jae dengan gusar. Saat ini Hyuk Jae berada jauh dari pemukiman kota. “bibi Oh, aku mengenalmu sama seperti kau mengenalku. Aku dan Kyuhyun sudah menganggapmu sebagai ibu kami” ucap Hyuk Jae lembut. Oh tentu saja, Hyuk Jae dan Kyuhyun sudah sangat mengenal siapa bibi Oh.

Isakan kecil terdengar dari samping Hyuk Jae. Bibi Oh menangis. “aku tahu aku salah” ucapnya. Hyuk Jae mengangguk. “—tapi aku butuh uang” Hyuk Jae menatap bibi Oh dengan perasaan sedikit.. iba?

“anakku sakit, aku tak punya uang dan tak punya waktu untuk merawat anakku. Hingga saat itu, aku ditawari berbuat jahat. Aku tahu kau pintar, Hyuk Jae-aa. Ya, aku membunuhnya. Dia menjanjikan uang yang melimpah dan menjamin kesembuhan anakku, entah setan membisikiku untuk mengambil tawarannya. Dan aku melakukannya” cerita bibi Oh dengan di akhiri hembusan nafas frustasinya. Hyuk Jae tahu jika bibi Oh sedang dalam masa tertekan. Namun, yang ingin di ketahui Hyuk Jae adalah siapa yang menyuruhnya.

Bibi Oh menarik nafasnya “jujur, aku sedang tidak tenang. Jika ini pertemuan terakhirku denganmu, tolong katakan permintaan maafku kepada keluarga Cho. Karna aku yakin setelah ini aku takkan bisa hidup tenang”

“apa maksudmu?”

“kau mengenalnya—orang yang membunuh nyonya Cho” bibi Oh menitikan air matanya. Dada Hyuk Jae bergemuruh, mungkinkah “—ayahmu”

Tamat.

Seperti perkiraannya, ayahnyalah yang membunuh ibu Kyuhyun. Dipukulnya stear mobil dengan keras. Kesal, kecewa, sedih. Semuanya bercampur aduk. Kenapa, kenapa harus ayah Hyuk Jae? Orang yang selama ini dianggap baik oleh Hyuk Jae. Sebegitu terpukulkah ayahnya ditinggalkan pergi oleh adiknya?

“Hyuk Jae, ma—“

“bibi Oh, aku yang akan membunuh ayahku jika ia berani menyentuhmu, anak mu, keluarga Kyuhyun. Pegang kata-kataku”



***



Seorang pria tersenyum banyak arti melihat anak berumur belasan tahun terbaring lemah di atas kasur bernuansa putih. Ia sedang tertidur dengan alat bantu nafas yang terpasang di hidungnya, dan disampingnya terdapat monitor yang menampilkan detak jantung anak tersebut. Ia mendekati anak itu, mengusap lembut rambut hitam sang anak kemudia mengecup keningnya. Hingga akhirnya tangannya menyentuh alat bantu pernafasannya dan membukanya.

Seketika anak itu kejang, pria itu tak memperdulikan anak yang kejang kesulitan bernafas. Yang ada diotaknya adalah anak itu harus mati. Monitor telah menunjukan garis lurus dan suara decitan sangat keras terdengar dipasangnya lagi alat bantu pernafasannya dan ia menampilkan wajah sesedih mungkin ketika dokter dan suster masuk.

“bagaimana ini dok?” ucapnya sembari menitikan air matanya. Air mata buaya. Dalam hatinya ia tersenyum penuh arti.

“maafkan kami..” ucap dokter itu penuh penyesalan. Pria itu beringsut turun kelantai.

“tidak, jangan bercanda dok” oh sungguh acting yang bagus. Dokter itu menepuk pundak pria itu memberi kekuatan dan berlalu pergi, sang suster sibuk melepaskan semua alat bantu yang terpasang pada tubuh anak itu.

Pria itu mengeluarkan ponselnya, dan mengetikan sesuatu.


Anakmu, telah ke surga.

Send.



*T B C*


Hai, masih inget ini? Akhirnya bisa di publish :”
Aku rindu kalian para readersku *ciuminsatu-satu
Gimana chap yang ini? Kurang dapet feelnya ya:3 maaf ya soalnya aku nulisnya ngebutbutbuttt bangeet parah

Jangan lupa ya abis baca, komen okeeh. luvyuuu

6 komentar:

  1. Kak, kok gak update lagi?

    BalasHapus
  2. Tadiinyaaa gak mau baca chap 5.. biar chap 5 sekalian baca ma chap 6. Tapi gak nahan, jd lgsg baca trs chap ni. Ulululuh.. setiap chap bisa nguras air mata thor (heeh) . Baca ff ni dr 2013, kirain gk dilanjutin lagiii. Hasemeleh hasemeleh

    BalasHapus
  3. Kk ditunggu ya chapter 6 nya.. cerita nya buat penasar banget susah di tebak....

    BalasHapus
  4. Kk ditunggu ya chapter 6 nya.. cerita nya buat penasar banget susah di tebak....

    BalasHapus
  5. Ya ampun jahat banget ayah hyuk jae

    BalasHapus