Rabu, 24 Juli 2013

M.Y.S.T.E.R.Y [Chap 4/?]




Author: @SarDhiAA

Title: M.Y.S.T.E.R.Y

Cast: Kim Hyo Neul –OC-, Kim Ha Bin –OC-, Kim Je Joon –OC-, Lee Hye Byung –OC-, Lee Hyo Bin –OC-, Kim Heechul, Kim Jong Won, Lee Sungmin, Lee Hyuk Jae, Kim Ryeowook

Cameo: maybe all artist Kpop

Genre: Supernatural, Fantasy, Horor, Mystery, Brothership

Rating: T

Length: Chapter

TATA TERTIB: R-C-L (Read-Comment-Like) Don’t be SilDers and Plagiators!!!

WARNING TYPO ANYWHERE’S!!!!!!

SAYA BENCI PLAGIAT! Ini dari otak saya! Imajinasi saya, jadi please ya jangan ada yang plagiat J nggak apa-apa jika silders tapi jangan plagiat^^




*0o0o0*



“gwaenchana?” seorang dokter membalut pergelangan tangan Suzy. Beruntung Hyo Bin lewat di depan toilet dan mendengar Suzy berteriak sangat kencang dan tentu saja Hyo Bin langsung mendobrak pintu dan melihat Suzy terduduk menangis sambil menggenggam pergelangan tangannya. Ia langsung membopong Suzy ke ruang UKS.

“Bae Suzy-ssi, apa yang terjadi? Apa kau ingin mematahkan tanganmu sendiri? Kata Hyo Bin-ssi, kau sendiri di toilet dan memegang pergelangan tanganmu..” ujar dokter sembari melirik Hyo Bin yang di samping dokter itu.

“ada anak kecil.. mencari gelang dan tiba-tiba dia menggenggam tanganku.. mematahkannya..” ujar Suzy sambil menatap lurus dan datar. Jika di katakan dia seperti orang gila, yah dia seperti orang gila.

“uisanim, biar aku yang bicara..” bisik Hyo Bin. Dokter itu menganggguk dan keluar dari UKS. Kini tinggal Hyo Bin dan Suzy. “aku percaya padamu..” lirih Hyo Bin. Suzy menoleh pada Hyo Bin. “bisa kau ceritakan kronologinya?” ujar Hyo Bin sambil menatap ke bawah. Entah kenapa jika ia menoleh ke arah Suzy hawa aneh menyelimutinya.

“tadi aku—“ dan mulailah Suzy bercerita panjang lebar bagaimana ia bisa seperti itu. ia membatah jika ia ingin mematahkan tangannya. Siapa yang mau mematahkan tangan sendiri kecuali.. ia gila?

Hyo Bin mengangguk mengerti, satu yang perlu ia dan teman-temannya cari tahu, ANAK KECIL! Yah, siapa anak kecil itu? apakah ia juga yang menyebabkan kematian yang begitu cepat untuk siswi yang berada di sekolahnya?

*0o0o0*

“barang bukti yang teringgal hanya gelang milik Suzy.. kemungkinan terjatuh..” ujar Je Joon sambil meletakkan gelang di atas meja.

“gelang Suzy dan gelangmu sama.. walaupun gelang Suzy lebih banyak warnanya dari pada kau..” ujar Hye Byung sambil menunjuk pergelangan Hyo Neul. Hyo Neul sedikit tersentak, ia melihat ke arah gelang Suzy.

“Heechul oppa!” teriak Ha Bin saat melihat Heechul, Hyuk Jae, Sungmin, Ryeowook, dan Jong Won dari jauh.

“hah..hah.. maaf, kami ada kelas tiba-tiba.. kelas XII baru menghambur ke toilet.. apakah dia mati?” ujar Heechul sambil menarik kursi/

“ani.. Hyo Bin mendobrak pintu toilet saat mendengar teriakan Suzy..” ujar Hye Byung.

“SUZY?!” pekik Heechul, Jong Won, Hyuk Jae, Sungmin, dan Ryeowook.

“ne.. beruntung ia tidak mati..” ujar Ha Bin. Mereka hanya mengangguk paham. “lalu Hyo Bin mana? Masih di UKS?” tanya Hyuk Jae. Ha Bin dan yang lain mengangguk.

“hah..hah.. maaf aku terlambat..” ucap Hyo Bin sambil mengatur deru nafas yang tidak beraturan. Bisa di tebak ia baru saja berlari. Kemudian ia menarik kursi di sebelah Hyo Neul. “eh? Ini kan gelang Suzy..” ujar Hyo Bin sambil menggenggam tangan Hyo Neul.

“ani, ini gelang ku.. itu gelang Suzy..” ujar Hyo Neul sambil menunjuk gelang yang dipegang Je Joon.

“hampir sama..” gumam Hyo Bin.

“hah sudahlah.. eottokhe?” ujar Je Joon.

“dia bilang seorang anak kecil.. rambutnya kusut, bajunya yah kalau di deskripsikan seperti pengemis, membawa boneka lusuh.. dia mencari gelang..” ujar Hyo Bin. Setelah itu Hyo Neul terbelalak ketika mendapati seorang anak kecil menyeringai tepat di belakang Je Joon sedangkan Hye Byung melihat bayangan di belakang Je Joon.

Saat Hyo Neul dan Hye Byung ingin membuka mulut seketika menghilang. Hyo Neul dan Hye Byung sama-sama menggosok matanya.

“kenapa?” tanya Jong Won. Mereka berdua menjawab kompak “mataku bermasalah” dan detik berikutnya mereka saling berhadapan seolah berkata –apa yang kau lihat?-.

*0o0o0*

“hey siapapun yang berada diluar jangan memainkan lampu!” teriak seorang murid dari dalam wc. Lampu toilet mati-nyala seperti rusak namun jika rusak lampu tidak akan mati-nyala melainkan kedapkedip dan menjadi redup. Sedangkan ini? Seperti ada yang bermain.

“hey! lihat saja saat aku keluar! Berhenti memainkan lampu!” teriaknya sekali lagi. Krek! Pintu wc ia buka dan lampunya padam. Ia mendengus kesal. Dengan cepat ia menghampiri saklar lampunya dan Klik! Lampunya tidak menyala, Klik! Lampunya tetap tidak menyala. “hah! Dasar!” ia beralih pada knop pintu, tidak bisa tebuka. Ia coba sekali lagi untuk membuka pintu tetap saja tidak bisa terbuka. Ia meronggoh kantung jas yang ia kenakan, mengeluarkan ponselnya.

“oh damn! Apalagi ini, ponselku mati?” gerutunya. Ia mencoba untuk menyalakan ponselnya tetap tidak bisa. Ia coba untuk menyalakan lampunya tetap tidak bisa. Sekarang ia mencium bau gosong dari arah saklar lampu. Dia mundur dua langkah “konslet?” gumamnya takut. Ia mencoba menyalakan ponselnya dengan tangan gemetaran. Berhasil! Namun, ponselnya mengeluarkan suara lengkingan tawa.

“AAAAA!!!” ia melempar ponselnya hingga menjadi puzzle tak beraturan namun tetap mengeluarkan lengkingan mengerikan. Ia merosot ke bawah dan menutup telinganya. Percikan api terlihat dari arah saklar lampu.

“kau akan mati!” suara itu mendesis dan terus-terusan keluar menbuat murid itu mengeratkan tangannya pada telinganya.

“AAAA!!!”

*0o0o0*

“kebakarann!!  Kebakaran!!!”

Kini seluruh murid dan guru berlarian keluar gedung. Biarkan pemadam yang menghentikan api yang menjalar di lantai 3 itu.

“temanku masih ada di dalam! Seonsaengnim!! Temanku ada didalam!!” teriak histeris seorang murid yang memberontak ingin masuk menyelamatkan temannya yang masih berada di dalam gedung, lebih tepatnya yang berada di dalam toilet itu.

“kenapa bisa kebakaran?”

“apa penyebabnya?”

Bisik-bisik gemuruh seluruh murid menghiasi luar gedung sekolah SM High School. Baik perempuan maupun lak-laki. Berbagai kelas dari kelas X, XI, XII.

Duapuluh menit berlalu. Api berhasil dipadamkan. Suasana berubah menjadi tegang saat melihat dua orang petugas pemadam membawa seorang murid sudah gosong. Seorang murid yang berteriak histeris itu langsung pingsan melihat temannya sudah seperti arang.

Seluruh murid perempuan mengalihkan padangan mereka kelain tempat. Merasa jijik dan takut melihat mayat itu. petugas itupun membawa mayat itu kedalam mobil ambulan di ikuti dua guru sebagai pertanggung jawaban.

“kebakaran ini terjadi akibat konsleting listrik..” ujar polisi kepada kepala sekolah.

“kenapa bisa terjadi seperti ini? Padahal petugas sekolah sudah sering mengecek listrik dan lain-lain..” ujar kepala sekolah sambil memijat pelipisnya.

“sepertinya ada yang merencanakannya, Pak.. seperti ada yang memainkan lampu dan mengunci murid tadi hingga seperti itu.. bapak bisa menanyakan hal ini kepada seluruh murid anda dan setelah itu hubungi ke kantor polisi, saya permisi..” ujar polisi lalu pergi.

“seluruh murid berkumpul..” teriak seorang guru. Dan mulailah murid-murid berbaris sesuai dengan kelas masing-masing “kalian boleh pulang sekarang, silahkan!”

Seluruh murid berlarian kedalam gedung dan memasuki kelas masing-masing. Mereka membereskan barang-barang mereka dan cepat-cepat berlari keluar.

Ting! Ting! Krek!

Tanpa Hyo Neul sadari gelangnya jatuh akibat dorongan-dorongan kecil.. gelangnya terlepas dan seketika hancur karna di injak. Tertendang ke mana-mana.

“aku merasa ada yang hilang tapi apa ya?” gumam Hyo Neul.

“tidak ada yang hilang kok sepertinya..” ujar Hye Byung sambil terus berjalan.

*0o0o0*

“gelang! Gelangku dimana?” ujar Hyo Neul panik saat meraba tangannya. Ia baru saja sampai rumah dan tak sengaja memegang tangannya. “ah pasti jatuh!” gumammna lalu ia berlari mennggalkan rumah.

“Hyo Neul kau mau kemana?!” teriak Ryeowook dari jendela kamarnya. Kebetulan saat itu Ryeowook sedang melihat keluar jendela dan mendapati adiknya berlari keluar rumah.

“aku mencari gelang dulu oppa!” teriak Hyo Neul sambil  berlari menjauhi rumah. Membuat Ryeowook heran. “apa tadi katanya? Gelang?”

Detik kemudian Ryeowook mengambil ponselnya dan mengubungi seseorang.

“yeoboseo? Sungmin-ah?”

“yeoboseo? Ne wae?”

“aku ingin bicara dengan adikmu, apakah adikmu ada?”

“eo? Hubungi saja ponselnya,tadi dia pergi karna mendapat telfon dari Hyo Neul..”

“mwo? Jinjjayo?”

“ne, wae?”

“ah, ani.. aku tutup..”

Sambunganpun Ryeowook tutup. Ia jadi agak sedikit tenang jika adiknyaa, Hyo Neul tidak sendirian. Tapi, untuk apa Hyo Neul mencari gelang? Bukankah gelang bisa dicari? Atau dia mendapatkannya dari orang spesial?

*0o0o0*

“hah, kita sudah menelusuri jalan pulang tidak ada gelangnya..” ujar Hyo Bin sambil menyeka keringatnya.

“kita masih pakai baju seragam, coba lihat..” ujar Je Joon.

“satu-satunya cara kita harus menaiki bis yang tadi kita gunakan..” ujar Hyo Neul. “mwo?!”

“ais, kajja!” ujar Hyo Neul sambil mendorong pelan teman-temannya.

“bis kan banyak.. lagipula kita—“

“kita berpencar!” ujar Hyo Neul memotong ucapan Hye Byung. Lagi, ucapanya membuat teman-temannya itu berkata “mwo?!”

“sudah, ayo~ kita tunggu bis..” ujar Hyo Neul dan dengan sangat terpaksa mereka menuruti ucapan Hyo Neul.

Dengan berat hati mereka menunggu bis. Satu persatu bis datang dan satu persatu mereka menaiki bis seiring berdatangannya bis.

Ddrrt..

From: Hyo Neul ^^
Jika tidak ada di bis, ke sekolah ne? Aku menunggu kalian J

*0o0o0*

Ha Bin, Je Joon, Hye Bung, dan Hyo Bin melangkahkan kakinya ke arah sekolah. Mereka melihat Hyo Neul berdiri sambil menundukan kepalanya. Mereka melangkah mendekati Hyo Neul.

“eo? Waseo?” ujar Hyo Neul sambil mengangkat kepalanya. Pucat. Yah, itulah yang mereka lihat saat Hyo Neul mengangkat kepalanya, sehingga membuat mereka mundur sedikit.

“kau sakit?” ujar Ha Bin pelan, mendekati desisan.

“gwaenchana..” ujar Hyo Neul singkat. Datar. Yah, itulah ekspresi Hyo Neul.

“kau marah pada kami?” ujar Hyo Bin hati-hati.

“ani..” jawab Hyo Neul “kajja kita masuk..” ajak Hyo Neul datar. Ia meraih tangan Hye Byung cepat sehingga membuat Hye Byung  kaget. Dingin. Yah, itu yang di rasakan Hye Byung saat Hyo Neul menggenggamnya.

“kau sungguh tak apa?” ujar Je Joon sedikit bergidik. Masalahnya, Hyo Neul yang tadi dan sekarang sangat berbeda. Sakit. Yah, kemungkinan Hyo Neul sedang sakit. Je Joon melirik jam yang melingkar di tangannya. Jam 5pm.

‘Hyo Neul.. apakah kau sungguhan?’
*0o0o0*

“dimana jatuhnya gelang itu? kenapa sulit sekali mecari benda kecil itu..”



--- TBC ---

Tidak ada komentar:

Posting Komentar