Author: saya pemilik blog @SarDhiA
Title: M.Y.S.T.E.R.Y
Cast: Kim Hyo Neul –OC-, Kim Ha Bin
–OC-, Kim Je Joon –OC-, Lee Hye Byung –OC-, Lee Hyo Bin –OC-, Kim Heechul, Kim
Jong Won, Lee Sungmin, Lee Hyuk Jae, Kim Ryeowook
Cameo: maybe all artist Kpop
Genre: Supernatural, Fantasy, Horor, Mystery,
Brothership
Rating: T
Length: Chapter
TATA TERTIB: R-C-L (Read-Comment-Like) Don’t be SilDers and Plagiators!!!
WARNING
TYPO ANYWHERE’S!!!!!!
SAYA BENCI PLAGIAT! Ini dari otak saya! Imajinasi saya, jadi please ya jangan ada yang
plagiat J nggak apa-apa jika silders tapi jangan
plagiat^^
*0o0o0*
Teng! Teng! Teng!
“yuhuuu~ go home..ye go home!!” sorak
kegembiraan satu penghuni kelas XI-II sekolah SM High School.
“yo yo man~ akhirnya pukul sebelas
datang.. sudah sangat lama aku menunggu..” ujar Hyo Bin sambil membereskan
buku-buku yang berserakan di mejanya.
“yes! Pulang ini aku akan langsung tidur!
Aku merindukan kasurku..” gumam Hyo Neul sambil menggendong tas ranselnya.
“ehem.. ehem.. ma..maaf.. Kim Hyo
Neul-ssi.. kau ada piket.. jadi tidak bisa pulang begitu saja..” ujar seorang
namja yang notebanenya ketua kelas. Hyo Neul membulatkan matanya dan
kawan-kawannya yang lain hanya menahan tawa yang jika di keluarkan akan membuat
malu mereka.
“MWO? Yang benar saja!” kilah Hyo Neul.
“mian.. memang jadwalmu hari ini Hyo
Neul-ssi..” ujar sang ketua kelas. “aku permisi.. tinggal kau dan Key yang belum piket.. permisi..” ujar
sang ketua kelas dan ia pergi meninggalkan kelas. Entah sejak kapan kelas
menjadi sepi hanya tinggal teman-teman Key dan Hyo Neul.
“nngg... Hyo Neul-aa kami duluan eo? Hihi..
fighting!” ujar Je Joon sambil menepuk pundak Hyo Neul dan teman-temannyapun
pergi meninggalkannya.
“Hyo Neul-ssi.. kami duluan.. Key
fighting!”
Dan kini tinggalah Key dan Hyo Neul. Sungguh
sekolah benar-benar sepi, hanya tinggal siswa/i yang mendapat tugas piket
seperti mereka berdua. “kau tau Key-ssi sekarang aku ingin menangis..” gumam
Hyo Neul.
“jika ingin menangis.. nanti saja..
bantu aku dulu..” ujar Key sambil menaikan kursi ke atas meja.
“aku ingin cepat pulang! Baiklah ayo kerjakan
fighting!” dan mulailah Hyo Neul mengerjakan apa yang bisa ia kerjakan.
Teng! Teng! Teng! Dentum keras jam
menandakan pukul 11:30. Pukul paling lambat siswa/i untuk meninggalkan sekolah.
Dan tepat pada waktu itu Key dan Hyo Neul sudah selesai.
“fiiuhh.. akhirnya selesai.. kajja kita pulang.. eo,
kau ikut denganku saja supaya aman..” ujar Key sambil menggendong sebelah tas
ranselnya.
“um, gomapta Key-ssi..” ujar Hyo Neul.
Key hanya mengangguk. “kajja..” ujar Key sambil menuju pintu kelas. Hyo Neul
mengikuti Key dari belakang. Hingga..
“Key-ssi.. kau duluan saja, ada barang yang
tertinggal di lokerku di sana..” ujar Hyo Neul menunjuk ke arah lokernya yang
berbaris rapi dengan loker-loker yang lain. Key hanya menatap ragu Hyo Neul.
“yakin?” Hyo Neul mengangguk mantap.
“arraseo.. cepat eo?” ujar Key.
“ye..”
Key pergi meninggalkan Hyo Neul yang
berjalan ke arah jejeran loker. Di bukanya kunci loker dan mengambil barangnya
“ini titipan punya Wook oppa.. kenapa harus aku sih?! Menyusahkan sekali..”
gumamnya lalu di kunci kembali lokernya. Keadaan sekolah benar-benar sepi.
“seharusnya tadi aku menyuruh Key tetap
di sini!” gerutu Hyo Neul. Ia melangkahkan kakinya berniat meninggalkan sekolah
megah yang hanya tinggal ia sendiri.
“agashi.. kenapa kau masih berkeliaran
disini?”
DEG! Suara seseorang menghentikan
langkah kakinya. Ia memutar ke arah belakang dan.. “WWAAAAAA!!!”
“agashi.. tenang..” ujar suara itu dan
mendekat.
“hah.. haa.h.. pak Kim? Kau
mengagetkanku..” ucap Hyo Neul sambil mengatur deru nafasnya. Pak Kim penjaga
sekolah yang akan patroli jika pukul 11:30. “aku baru ingin pulang.. permisi..”
ujar Hyo Neul sambil sedikit membungkuk, lalu
pergi menyusuri lorong.
“semoga tidak bertemu dengan hal-hal
yang aneh..” gumam Pak Kim.
Hyo Neul berjalan cepat menuruni tangga
menuju lantai dasar. Yah, kelasnya berada di lantai dua tentu saja dia turun
harus menggunakan tangga.
Ting! Ting! Ting! Suara benda jatuh
ketika Hyo Neul menuruni tangga. Ia berhenti dan melihat k arah bawah. Gelang?
Gelang siapa itu? di ambilnya gelang itu dan di amati “unik..” gumamnya. Dia menoleh ke arah kanan
dan kirinya tetapi tidak ke belakang. Tak ada orang, itulah definisinya. Dia
memasukan gelangnya ke kantung jasnya dan berjalan cepat menuju parkiran dimana
Key sedang menunggunya.
Tetapi, dari belakang Hyo Neul telihat
seorang anak kecil rambut panjang kusut, baju kotor, sebelah tangan membawa
boneka yang ia peluk, sedangkan sebelah tangannya menuntun perempuan sudah tak
sadarkan diri yang penuh darah dan berpakaian seragam seperti Hyo Neul. Anak
kecil itu menatap horor ke arah Hyo Neul.
*0o0o0*
Morning 06:30 SM High School..
Tewasnya seorang anak kelas XI-I dengan kondisi
mengenaskan dengan sebelah tangannya patah
Ia di temukan oleh Pak Kim di tangga utama yang
menghubungkan lantai 1 dan lantai 2
Di ketahui bernama Jung Soo Jung
Di himbau untuk kelas X-IV, XI, XII untuk lewat
tangga darurat
Terimakasih!
Segerombolan siswa/i SM High School
berbondong-bondong melihat mading yang berada di lantai satu itu. berita ini
tentu menjadi Hot news di seluruh antero SMA di seoul dan tentu sajaa seantero
SM High School.
Hyo Neul dan Ryeowook yang baru saja
datang dengan cuek langsung melihat segerombolan siswa/i berkumpul di depan
manding jadi merasa aneh, karna biasanya mading sangat sepi ini bahkan hampir
seluruh dua bagian –sisi kanan dan kiri- penuh dengan murid.
“Wook-ah! Hyo Neul-ah!!” ucar Heechul,
teman dari Ryeowoook menghampiri mereka berdua, bukan hanya Heechul tetapi,
Hyuk Jae, dan Sungmin juga.
“waeyo? Tumben sekali?” ujar Ryeowook.
“kau bacalah itu...” ujar Sungmin
menunjuk mading. Dengan cepat Hyo Neul dan Ryeowook masuk ke dalam lautan
siswa/i yang membaca mading. Dan detik kemudian mereka berdua keluar.
“bagaimana?” tanya Hyuk Jae.
“apa kalian bercanda? Saat itu aku masih
berada di sekolah tetapi tidak ada kejadian yang aneh.. sungguh.” Ujar Hyo
Neul. Ia masih tidak percaya.
“kemungkinan kejadiannya setelah kau
pulang.. Donghae dan Siwon juga sama.. ia mendapat jadwal piket dan pulang
larut tetapi mereka bilang tidak ada kejadian aneh..” ujar Heechul.
“tapi, sungguh aku pulang paling lama
dengan Key.. itupun Key ku suruh menunggu di parkiran..” kilah Hyo Neul.
“ahh, molla.. kajja kita naik..” ujar
Sungmin yang merasa pusing.
“ahh, cham! Aku mau melihat tangga yang
di temukan mayat Soo Jung!!” ujar Hyo Neul dan berjalan ke arah tangga yang
sudah di beri garis polisi.
Kaget.. itulah ekspresi yang pertama
kali di tunjukan Hyo Neul saat melihat tempat ke jadian. Tempat yang dia
temukan gelang jatuh. Mungkinkah gelangnya milik Soo Jung? Itulah pertanyaan
yang hinggap di otaknya. Dia melihat ke arah atas DEG! Seorang anak kecil
menatap horor ke arahnya sambil menggenggam boneka dan mayat.. mayat Soo Jung!
Hyo Neul mundur selangkah dan menggelengkan kepalanya sambil menunduk.
“Hyo Neul-ah! Kajja!” terdengar teriakan
dari Ryeowook. Ia menelan salivanya dan melihat ke arah tempat anak kecil itu
tadi. kosong! Itulah yang ia lihat. Dia jalan menjauh dari tempat itu dan
menghampiri Heechul, Ryeowook, Sungmin, dan Hyuk Jae.
“lama sekali, apa yang kau lihat? Lihat
yang lain sudah sepi..” ujar Sungmin. Hyo Neul tersentak dan ia melihat
sekeliling. Benar, sudah sepi.
Merekapun berjalan kearah tangga darurat
menuju kelasnnya masing-masing. Tanpa sadar seorang anak kecil melihat mereka
berempat dengan tampang datar. Dan detik berikutnya ia tersenyum kecil
misterius.
*0o0o0*
“KEY!! Jawab!!” desak Hye Byung. Ia
memaksa Key untuk menceritakan kronologi kejadian. Bukan hanya Hye Byung,
tetapi Hyo Bin, Je Joon, dan Ha Bin begitupula dengan teman-teman Key, Jinki,
Minho, Taemin, dan Jonghyun.
“sudah ku katakan aku keluar dari
sekolah terlebih dahulu! Hyo Neul-lah yang keluar dari sekolah terakhir!” ucap
Key. Yah, itu kenyataan bukan?
“cepat mengaku! Atau kau yang membunuh
Soo Jung karna kau tidak mau di ganggu?” goda Taemin. Key langsung melotot ke
arah Taemin.
“tidak mungkin aku membunuh Soo Jung!
Dia yeoja cantik! Atas motif apa aku membunuhnya?! Eo? Eo?” ujar Key. Ia sudah
lelah menghadapinya.
“karna di tolak cintamu!” ujar Hyo Bin
spontan. Key langsung mengacak rambutnya frustasi.
“YAK! kalian!! Ahhh, Hyo Neul-ah!!”
panggil Key tiba-tiba saat melihat Hyo Neul masuk ke dalam kelas.
“ne?” ujar Hyo Neul sambil berjalan
menghampiri Key dan yang lainnya setelah menaruh tasnya.
“ceritakan pada mereka bagaimana
kejadian sebenarnya..” ujar Key sambil memijat pelipisnya.
“entahlah, aku tidak tahu.. tetapi
sepertinya kejadian itu terjadi ketika aku dan Key sudah pergi dari sekolah..
dan sepertinya hanya pak Kim yang berada di sekolah..” ujar Hyo Neul.
“aha! Berarti pak Kim yang membunuh Soo
Jung!” ujar Minho sok tahu.
“jangan menuduh orang sembarangan
Minho-ssi!” ujar Hye Byung.
“Ohayou Gozaima~”
“eo, eo.. senpai!” berakhirlah acara
mengobrol seluruh kelas dan kini mereka fokus untuk belajar. Tetapi lain halnya
dengan Hyo Neul yang tidak fokus. Ia merasa ada yang memperhatikannya di dekat
pintu. Tetapi, ia tidak berani menoleh.
“huft.. hawanya sangat dingin..” gumam
Hye Byung yang memang duduk di samping Hyo Neul. Tetepi Hyo Neul merasa hawanya
biasa saja, maksudnya tidak terlalu dingin.
“aku merasa ada yang memperhatikanku..”
gumam Hyo Neul.
“nugu?”
“molla.. hanya merasa..”
“kau tahu? Ada legenda yang simpang siur
di sekolah ini..” ucap Hye Byung. Hyo Neul mengerutkan keningnya.
“mwoya?”
“setelah BoA senpai selesai..” Hyo Neul
hanya mengangguk dan dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas.
Kosong! Tidak ada yang melihatnya, semua teman-temannya memperhatikan guru yang
sedang mengajar bahasa Jepang.
*0o0o0*
“baiklah.. saya sudahi sampai di sini..
silahkan istirahat dan jangan berpikiran macam-macam tentang kejadian yang
menimpa Soo Jung murid XI-I..” ujar Boa senpai.
“ya senpai!”
“baiklah permisi..”
Guru itupun keluar dari kelas dan
suasana kelas mulai gaduh. “Hye.. kajja cerita!” ujar Hyo Bin.
“eo? Tau juga?” tanya Hyo Neul. Hye
Byung mengangguk mantap.
“hm.. begini—“
Flashback~
20 years Ago..
Rumah mewah nan megah berdiri kokoh di
tengah-tengah kota. Namun, penghuninya hanya sepuluh pembantu dan lima orang
supir dan suami istri dan tentu anak. Seorang anak perempuan yang jarang, ah
bahkan hampir tak pernah mendapat kasih sayang karna sang orang tuaa sibuk
bekerja, bekerja, dan bekerja bisa di sebut workholic.
Pada saat itu, hari ulang tahunnya ke
lima, ia berharap saat membuka mata ia melihat kedua orang tuanya berada di
depan matanya membawa kado dan kue tar yang dihiasi lilin dan menyanyikan lagu
ulang tahun bersama. Namun, apa nyatanya? Saat ia membuka mata dia tak mendapat
apapun selain gelang dan sepucuk surat. Yah, gelang batu berwarna-warni. Ia
mengambil gelang itu. di perhatikannya gelang itu. lalu di ambilnya suratnya
‘SAENGIL CHUKKAE URI AEGI.. EOMMA APPAdo SARANGHAE’
“ini terlalu mencolok aku tidak suka!”
di buanngnya gelang itu. lalu di raihnya boneka dan ia peluk. Ia keluar dari
kamarnya dan melihat pembantu rumah tangga sedang menunggunya di bawah dengan
berjejer persis seperti ratu yang akan turun.
“saengil chukkae hamnida..” ujar para
pembantu sambil membungkuk. Tetapi anak kecil itu memasang tampang cuek.
“eommaga appaga eodigayo?” ujar anak
kecil itu sambil terus berjalan menuju meja makan. Terlihat kue tar yang di
hiasi lilin.
“sedang dalam perjalan ke bandara In—“
“telfon mereka kembali! Bilang aku
pingsan! Ahh ani.. di fonis dokter terkena penyakit mematikan! Palli!” paksa anak kecil itu.
“ta.. tapi..”
“cepat!”
“arraseo!”
“yo..yoboseo.. nyonya.. anak nyonya di
fonis terkena penyakit mematikan..” ujar pembantu itu takut-takut. “saya harap
nyonya dan tuan bisa kembali ke rumah..”
Anak kecil itu tersenyum penuh
kemenangan. Dia berlarii ke kamarnya dan menyelimuti tubuhnya bak orang yang
memang sakit. Namun, anehnya sudah lama ia menyelimutkan tubuhnya orang tuanya
belum datang juga hingga..
Tok! Tok! Tok!
Ia hanya diam dan berfikir bahwa itu
adalah orang tuanya. Pintunya di ketuk dua kali ia tetap diam ke tiga kali, ia
berfikir orang tuanya cerdas. Dengan terpaksa ia berjalan ke arah pintu. Ia
membuka pntu dan terlihat pembantunya gemetar dan air mata mengalir.
“ada apa?”
Pembantu itu menyodorkan telfon ke pada
anak kecil itu. dengan perasaan aneh anak kecil itu menerima telfonnya.
“yoboseo..
yoboseo.. apakah ada orang?”
“yoboseo? Nuguyo?”
“apakah
ini dengan keluaga korban?”
“korban?”
“ne..
dengan kediaman tuan Kim Joon Myeon dan nyonya Kim Ha Min? Kami dari pihak
kepolisian—“
“eomma! Appa! Itu nama kedua orang tua
ku!!”
“ah,
nak.. berikan telfonnya kepada—“
“orang tuaku kenapa?!”
“kecelakaan..”
TUTUTUT!!
Anak kecil itu membanting telfonnya dan
menutup telinganya. Ia mengacak rambutnya frustasi. Ia takut.. sangat takut..
Hingga suatu hari, ia menjadi seperti
orang gila memainkan pisau dan melempar-lempar pisau kepada setiap pembantunya
karna menggenggam tanggannya dan mengenai gelang yang sangat berarti padanya.
JLEB! Darah bercucuran dimana-mana. Ia
telah membunuh seluruh pembantunya. Dan entah kenapa ia seperti orang yang
sudah sadar. Yah, dia bukan gila melainkan kerasukan. Ia menatap takut ke
sekeliling rumahnya. Mayat dan darah! Ia menatap tangannya yang berlumur darah.
Flashback End
“—ia mencabut pisau dari tubuh
pembantunya dan detik kemudian ia menusuk dirinya sendiri..” ujar Hye Byung.
“tapi aku tidak tahu itu nyata atau tidak..” lanjut Hye Byung.
“aah, aku juga pernah mendengar cerita
seperti itu.. dan katanya.. rumahnya itu adalah.. sekolah kita ini..” ujar Je
Joon dan di ikuti anggukan benar oleh Hye Byung.
“MWO?!”
“siapa nama anak itu?” ujar Hyo Neul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar