Title:
Jeongmal Mianhae..| Cast: YOU, Bias (bisa di SJ, EXO, SHINee, dll), Bias2 (bisa
di SJ, EXO, SHINee, dll)| Cameo: Sooyoung [SNSD]| Genre: Angst, Drama*maybe*|
Rating: T| Lenght: Oneshot
CCA: annyeong~ hahaa, aku heran sekarang lagi suka
banget bikin ff yang angst -__- ide saya lagi muncul begitu saja, kayaknya sih
kesabet setan yang idenya banyak ff kali ye? :D hahaa~ ini ff selingan aja
karna ff ku bertumpuk dan belum sempat ku post di blog dan wp ku sendiri L ff
TATA
TERTIB: R-C-L (Read-Comment-Like) Don’t be Silders and Plagiators!
WARNING!!! MEYDEY
MEYDEY!!! TYPO ANYWHERE!!!!!!!!
>>>
START <<<
Bagaimana
perasaanmu jika kau bertemu dengan seseorang yang kau cintai lama dan ketika
bertemu, ia sudah menjadi milik orang lain? –YOU-
Bagaimana
perasaanmu jika kau melukai hati orang yang baru kau sadari bahwa kau begitu mencintainya?
Apakah itu juga termasuk orang bodoh? –BIAS-
Dulu
adalah DULU tak mungkin DULU adalah SEKARANG! Mianhae~ -Sooyoung-
Aku
akan mengobati luka itu... aku akan menutupnya dengan kasih sayang yang ku
miliki –BIAS2-
>>><<<
>Tahun
1993..
Seorang
gadis kecil sekitar umur 5 tahun sedang berlari kecil. Rambut yang d kuncir dua
dengan rapih sedikit ikut melambai mengikuti arah angin. dia terengah-engah.
“oppa~
mianhae, aku terlambat lagi..” ucapnya sambil menunduk. Seseorang yang di
panggilnya oppa itu terkekeh. Gadis kecil itu mengangkat kepalanya.
“hm,
sudah ada peningkatan.. tapi tetap saja terlambat..” katanya sambil melihat ke
arah jam tangannya. Gadis kecil itu tambah merasa bersalah. Kemudian, kekehan
kecil terdengar lagi “tapi ku maaafkan, karna ada perubahan.. hahaa, kenapa
saat bilang mianhae kau selalu menunduk? Apa begitu besar rasa salahmu?”
katanya sambil tersenyum tenang. Seseorang itu memegang tangan gadis kecil itu.
“kajja adik kecilku yang manis, kita berangkat sebelum kita terlambat..”
“ne
oppa~ kajja..” ucap gadis itu semangat. Seseorang yang di panggil –oppa- itu
tersenyum. Merekapun berjalan bersama menuju TK, tempat sekolah mereka.
>Tahun
2000..
“(bias)-ah!!
Palliwa!! Pertandingan akan di mulai!!”
“mianhae,
(YOU)-ah.. aku benar-benar tak bisa, pulanglah..” ujarnya. Kau hanya mengangguk
dan tersenyum getir. Kemudian bias berlari meninggalkan kau dan bergabung di
lapangan sekolah untuk bertanding sepak bola dengan kawan-kawannya.
Kau
berjalan pulang, menyusuri kota yang sudah lama di tempati. Bahkan sampai
menundukpun kau bisa pulang sampai rumah. “aku sudah di lupakan..” gumammu
sambil tersenyum getir. Menunduk, yah kini kau berjalan sambil menunduk.
Tik..
tik..tik..
Setetes
demi setetes air keluar dari langit. Kau berhenti dan menengadahkan kepala ke
atas melihat ke langit gelap “bahkan, alam semesta tahu aku sedang sedih..”
gumam mu. Tiba-tiba ada payung yang menutup penglihatanmu menuju langit.
“kenapa
alam semesta tahu bahwa kau sedih, sedangkan aku tak tahu bahwa kau sedih adik
kecilku?” ujar seseorang. Sontak kau melihat ke arah sumber suara itu.
“oppa~
ke..ke—“
“kenapa
aku bisa di sini? Di sampingmu?” ucapnya cepat, kau hanya bisa mengangguk. Bias
hanya tersenyum kecil “ayo kita pulang..” ucapnya. Tapi kau menahan lengannya.
“hanya orang bodoh yang mau berhenti hanya demi melihat langit gelap..” ucapnya
sambil terkekeh. Kau hanya bisa mengembungkan pipi. “ahahahha.. kajja kita
pulang adik kecilku..” ucapnya sambil menarik tanganmu.
“oppa..
bukankah kau ada pertandingan sepak bola? Kenapa oppa pulang?” ucap mu pada
bias. Bias hanya tersenyum, kemudian mengeratkan tangannya pada tanganmu.
“karna
aku khawatir..” degdegdeg.. tiba-tiba detak jantung mu berbunyi dengan sangat
kencang “aku khawatir dengan ‘adik’ kecilku..” DEG!
‘ya benar.. aku adik
kecilnya.. hanya adik..’ ucap
mu dalam hati.
>Tahun
2003
To:
BIAS
Oppa~
apa kau sibuk?
Send..
Kau
mengirim pesan untuk bias. Yah, kini kau dan bias duduk di bangku Sekolah
Menengah Pertama kau kelas 8 dan bias kelas 9. Kelas 9 ini bias sangat sibuk,
mengurus untuk ujian dan sibuk dengan organisasinya –OSIS-
Drrtt..
lima menit menunggu ada balasan dari bias.
From:
Bias
Mianhae..
aku benar-benar sibuk..
Kau
hanya tersenyum melihat sms masuk. Bahkan hari liburpun dia tetap sibuk, pikir
mu. Segera jari-jari mu menari di atas tombol-tombol touchscreen ponselnya.
Membalas pesan dari bias
To:
Bias
Mianhae
mengganggu.. Fighting oppa ^^
Send..
5
menit..
10
menit..
20
menit.. yah, 20 menit berlalu tak ada balasan dari bias.
“(YOU)-ah..
makan malam sudah siap..” teriak eomma mu. Tapi kau hanya diam memandangi
ponselmu.
Tok..tok..tok..
Cklek..
Eomma
mu masuk dengan membawa nampan berisi makanan, mungkin eomma mu sudah jengah
karna kau tak keluar dari kamar. Kau tetap diam tak berkutik..
“jangan
di ganggu, sayang..” ucap eomma mu sambil mengusap kepala mu. Setitik air mata
jatuh ke pipi mu.
“eomma~
apa dia melupakanku??” ucap mu sambil memandang eomma mu. Eommamu menggeleng,
tapi menurutmu itu jawaban belum sesuai.
“kau
mencintainyakan? Eomma rasa ia juga mencintaimu..” ucap eommamu. Tapi kau
menggeleng kuat..
“dia
hanya menganggapku adik..” ucapmu lesu.
“suatu
saat nanti, ia akan menyatakannya padamu sayang..” ucap eommamu dengan penuh
keyakinan. Seketika itu kau langsung memeluk eommamu.
>Tahun
2006..
Seorang
gadis yang tak lain adalah –kau- berlari menerobos siswa-siswi yang
berhalulalang di gedung wisuda. Dalam pikirannya hanya ingin menyampaikan
selamat pada orang yang spesial –bias-.
Kau
mematung di tempatmu. Membiarkan kau berada di pusat orang-orang yang
berhalulalang. Yah, kau melihat kejadian yang tak ingin kau lihat. Bias mencium
kening seorang yeoja yang kau tahu itu adalah teman sekelas dari bias dan
termasuk sunbaemu.
Rasanya
kau ingin berlari meninggalkan tempat itu, tapi apa daya kakimu terlalu lemas.
Matamu sudah memanas dan siap mengeluarkan air.
“eo?
Kau (YOU)-ssi!!” namamu di panggil oleh sunbae yang di cium oleh bias. Ingin
rasanya kau mundur dan menghilang dari hadapannya. Tapi, badan dan hatimu
berkata lain badan mu bergerak maju sedangkan hatimu menyuruh untuk menghilang.
“sunbae,
chukkae-yo atas ke lulusan kalian..” ucapmu sopan sambil membungkuk ke arah ke
dua sunbaemu. Sooyoung nama sunbaemu itu, cantik, tinggi, tubuhnya ramping, pintar
siapa yang tidak menyukainya? Sedangkan kau tidak ada apa-apanya dengannya.
“gompta-yo..”
ucapnya sambil tersenyum sedangkan bias memandangmu dengan tatapan –untuk apa
kau kemari?!- “oh iya.. kenapa kalian saling diam? Bukankah—“
“aku
tak mengenalnya! Sudahlah kajja kita bergabung dengan yang lain chagi..
gamsahamnida hoobae..” DEG! Serasa ribuan jarum menusuk. Jadi ini kah
balasannya? Mereka meninggalkanmu yang masih mematung akibat ucapan bias.
Puk!
Serasa ada yang menepuk pundakmu. Kau berharap itu adalah bias untuk meminta
maaf. Tapi tebakanmu salah itu bias2. Teman akrab bias atau bisa couplenya.
“oppa~”
ucapmu pelan. Bias2 hanya tersenyum melihatmu. Kemudian kedua jempol tangannya
terulur ke arah ke dua matamu. Kau kaget dengan perlakuannya.
“menangislah
jika kau mau menangis..” ucap bias2 dengan lembut. Kau tak mengerti, tapi
kau tiba-tiba saja mengeluarkan air
matamu. Dengan cepat bias2 memelukmu, kau terisak kecil di dada bias2 dan
membuat basah bajunya “aku tau kau mencintainya.. aku akan menutupi luka itu..”
gumam bias2, tapi kau mengangguk.
>Tahun
2011
YOU
P.O.V
Sudah
lima tahun sejak kejadian wisuda waktu SMA. Yah, waktu berjalan sangat cepat
hingga akupun tak sadar sudah lima tahun kejadian yang saat itu aku ingin bunuh
diri. Tapi, untung ada bias2 yang selalu menghiburku.
Kini
aku kuliah sambil bekerja, kuliah yang ku ambil ini kuliah yang membutuhkan
waktu lama untuk lulus. Pasti tahu apa itukan? Kuliah KEDOKTERAN. Yah, sejak
eomma meninggalkanku untuk menyusul appa di surga aku jadi semakin bertekat
untuk menyebuhkan orang-orang yang sakit supaya tidak dengan cepat meninggalkan
keluarganya, walaupun aku tahu semua orang akan di panggil oleh tuhan.
Biaya
kuliah, aku di bayari oleh paman dan bibiku. Aku tinggal sendiri, paman dan
bibiku hanya mengirimkanku uang. Paman dan bibiku berada di beijing. Sebenarnya
aku ingin ke Beijing meninggalkan masa lalu ku, tapi Bias2 menyuruhku tetap
tinggal.
“apa
sudah selesai nona?” aku mengenal suara itu. suara yang menghiburku selama lima
tahun ini. Aku berjalan menuju ia yang sedang bersandar pada mobilnya dan
membuat mahasiswi yang melihatnya menjerit.
“oppa,
kenapa menjemputku?” ucapku di buat dengan nada kesal. Dia terkekeh dan
mengacak rambutku pelan.
“apa
aku salah menjemput calon yeojachinguku?” DEG! Kadang aku merasa seperti
penjahat. Aku mencintai bias, bahkan ketika kejadian lima tahun lalu aku masih
tetap tak bisa melupakannya.
“mianhae~”
ucapku purau sambil menunduk. Aku mendengar suara kekehan darinya.
“kenapa
saat kau bilang mianhae selalu menunduk? Hahahaa.. apa begitu besar salahmu?”
lagi! Kenapa perkataannya sama seperti bias. Arggg!! Aku bisa gila!
“oppa~
kajja pulang..” ucapku. Tapi bias2 hanya terkekeh lalu membukakan pintu mobil
“silahkan masuk tuan putri..” ucapnya sambil terkekeh. Pipiku memanas seketika
dan aku langsung masuk ke dalam. Ia menutup pintunya dan berlari kecil menuju
sisi lain dari mobil.
“siap
pulang nono?” ucapnya saat sudah masuk mobil dan memasang seftbell. Aku hanya
mengangguk “oke.. let’s go..” ucapnya sambil memacu mobill.
Dalam
perjalanan ini dia lebih banyak diam. Biasanya dia akan mengoceh tentang
masalah di kantornya. Aku rasa ia mempunyai masalah yang cukup besar sehingga
ia tak mau bercerita. Lebih baik aku diam saja.
Drrttt..
suara ponsel, aku yakin itu berasal dari ponselnya. Dia menggunakan headsetnya.
“yeoboseo..”
.. “aku di jalan.. bahkan ini waktu senggangku..” .. “tak bisa kah di undur?”
Ku
lihat dia melirik ku sebentar. Aku menaikan alisku, tapi dia hanya menampakan
wajah –sebentar dulu-. Tunggu, kenapa bukan jalan menuju apartemenku? Ini kan
jalan menuju kantornya?
“arraseo..
aku akan ke sana..” ucap Bias2 dan mengakhiri sambungannya. Ia menaruh lagi
headsetnya. “mianhae.. aku rasa kau harus ikut denganku ke kantorku, tapi aku
janji tidak akan lama..” ucapnya.
“oppa
turunkan saja aku di sini.. aku bisa pulang dengan bus..” ucapku sambil
menatapnya yang sedang menyetir. Dia menggeleng.
“shirreo..
aku janji tak akan lama..” ucapnya. Aku hanya mengangguk pasrah.
Tak
lama kemudian kami sudah berada di area parkiran perusahaannya. Ia berhenti dan
memarkirkan mobilnya.
“sebentar..”
ucapnya mencegahku untuk turun. Aku memandangnya penuh tanda tanya “aku yang
membukakan pintunya..” ucapnya sambil turun dari mobil. Aku hanya tersenyum
melihatnya seperti itu. “silahkan turun tuan putri..” ucapnya sembari
membukakan pintunya. Aku hanya terkekeh melihatnya.
“gomapta
oppa..” ucapku. Dia menutup pintunya kemudian menggenggam tanganku.
“harus
berada di sampingku agar tak tersesat..” ucapnya setengah berbisik. Aku hanya
mengangguk.
Entah
hanya perasaanku atau memang benar banyak yeoja yang memperhatikan ku dan
bias2. Aku mulai risih dengan tatapan yang mereka berikan. “oppa.. aku risih
dengan tatapan mereka, lebih baik lepaskan saja..” ujarku berbisik. Dan mulai
menarik tanganku untuk lepas dari tangan bias2. Tapi ia malah mengeratkan
tangannya.
“mereka
hanya iri..” ucapnya santai. Lalu berjalan dengan santainya dan seakan tak ada
yang terjadi. Aku hanya menunduk malu.
>>><<<
“oppa..
lebih baik aku tunggu di sini.. oppa masuklah ke ruang meeting..” ucapku
lembut.
“hm,
arraseo.. jangan tunggu di sini, di ruanganku saja.. itu, ruanganku di sana..
jangan keana-mana..” ucapnya ambil menujukan ruangannya. Aku mengangguk dan
hormat kepadanya.
“yes
kapten..” ucapku. Dia mengacak rambutku hingga berantakan “oppa!” hais, dia
malah terkekeh. Aku tinggalkan saja ia menuju ruangannya
“ingat!
Jangan kemana-mana!!” ucapnya. Aku hanya mengacungkan jempolku saja.
Cklek..
Ku
buka ruangan kerjanya ini, rapi, interiornya juga bagus. Ku tutup perlahan
pintu ruangannya. Ku jelajahi ruangannya, sampai aku menemukan satu titik yang
membuatku tak lepas dari penglihatan lain. Foto, yah foto. Aku berjalan
menghampiri foto itu.
Foto
saat mereka wisuda, hanya bertiga ada Sooyoung sunbae, Bias2 dan orang yang
palingku spesialkan, bias. Mereka tersenyum senang, ku lihat Bias merangkul
Sooyoung sunbae dan Bias2. Bagaimana dengan kabarnya? Apakah baik?
Lagi,
air mataku menetas saat mengingat kejadian itu. kejadian dimana ia tak mengakui
mengenalku.
Cklek..
ku dengar suara buka pintu kemudian dengan cepat aku menghapus air mataku dan
menaruh kembali foto itu. aku berbalik melihat sumber suara dan DEG! Dia..
“maaf
sepertinya— (YOU)-ah!!” kau kaget sama seperti dia. Dia mematung di ambang
pintu. Perlahan ia maju dan menutup pintunya. Kau mengalihkan penglihatanmu.
“untuk
apa sunbae di sini?” ucap ku dingin. Aku tak tahan, aku ingin memukulnya menangis
di depannya.
“(YOU)-ah..
mianhae..”
YOU
P.O.V End~
Author
P.O.V
“(YOU)-ah..
mianhae..” ujar bias padamu. Bias memegang tanganmu yang dingin, ingin kau
menepis tangannya tapi apa daya tenagamu seakan menghilang dari dirimu sendiri.
Air matamu tumpah karna tak sanggup membendung lagi. Dengan sigap bias
memelukmu. “mianhae.. mianhae.. jeongmal mianhae..” ucap bias sambil memelukmu
erat.
“napeun
namja!! Napeun!! Aku benci!!” ucapmu di tengah isakanmu sambil memukul-mukul
dada bias.
“mianhae..
Saranghae jeongmal saranghae (YOU)-ah..” ucap bias lembut. Seketika kau
berhenti memukul bias, tapi tangismu mengencang.
Di
luar ruangan bias2 mendengarnya. Dia mematung sambil memegang knop pintu.
Sebelah tangannya ia kepalkan begitu kencang ‘kenapa? Kenapa dia kembali?’ ucap bias2 dalam hati
Cklek..
pintu terbuka dan kau diam melihat bias2 yang mematung di depan ruangannya
sendiri. Tapi tanpa pikir panjang kau berlari meninggalkan bias2. Bias berjalan
menghampiri bias2.
“(BIAS2)-ah..
aku ingin bicara setelah rapatku selesai di kantor ini..” ujar bias. Bias2
kaget dengan penjelasan itu.
“jadi
kau partnerku?” ujar bias2 tak percaya.
>>><<
“apa
yang mau kau bicarakan?” ujar bias2 dingin. Bias agak aneh dengan sikap
temannya itu. lama tak bertemu membuat bias2 banyak berubah, itulah yang di
pikirkan bias. Kini mereka berdua tengah berada di cafe.
“kau
kenapa? Kau tidak seperti dulu?” ujar bias sambil meminum kopi yang di
pesannya. Bias2 hanya memandangnya acuh “ah, baiklah.. aku mencari tahu tentang
perasaanku padanya..” ujar bias. Bias2 menaikan alisnya karna tak mengerti
“—padanya, pada (YOU).. dan ternyata selama dua tahun ini aku mengerti bahwa
aku mencintainya..” ucap bias dan itu membuat bias2 sukses membulatkan matanya.
“mencintainya?
Bagaimana dengan Sooyoung? Bukankah kalian akan bertunangan?” ujar bias2 tak
percaya.
“entahlah..
aku mencintai mereka berdua..” ujar bias dengan santai, lagi bias2 hanya
membulatkan matanya “aku tahu aku gila.. tapi aku tak bisa melepas (YOU) aku
tahu ini terlambat..”
“kau
harus bisa.. (YOU) melupakan mu dan mengikhlaskanmu, tapi kenapa kau tidak?
Kenapa kau kembali? Kenapa kau menyiksanya?” ujar bias2 dengan bertanya
bertubi-tubi. Bias hanya terkekeh.
“aku
ingin ia menjadi yeojachinguku selama seminggu.. sebelum aku bertunangan dengan
Sooyoung..” ujar bias dan sukses membuat tangan bias2 mengepal erat.
“jangan
menyakitinya lagi (BIAS)-ah! Sudah cukup kejadian lima tahun lalu..” ujar bias2
dengan sedikit menaikan nada suaranya, setidaknya ia tahu ia berada dimana.
“kau
kenapa?” tanya bias karna aneh melihat tingkah bias2 yang notebanenya temannya
itu. bias2 tidak menjawab pertanyaannya itu, kemudian ia pergi meninggalkan
bias.
Ddrrtt..
ponsel bias berbunyi, ia melihat name yang tertera pada ponselnya itu
‘Sooyoung’
“yeoboseo..”
ujar bias dengan pelan
‘oppa~ apa oppa sudah selesai rapat? Apa oppa
bisa menemani ku di toko emas untuk membeli cincin? Kalau oppa tidak sibuk
tolong kemari yah..’ ujar Sooyoung panjang lebar.
“kau
saja Young-ah yang mencarinya, aku terima beres saja.. hehe.. aku ingin
istirahat..” ujar bias agak sedikit berbohong,
‘begitukah oppa? Baiklah,
selamat beristirahat..’ ujar
Sooyoung mengakhiri sambungannya.
Di
luar cafe ada mobil dan seorang yeoja di dalamnya yang melihat pedih ke arah
dalam cafe, lebih tepatnya ke arah bias. Ia tersenyum kecut melihat bias.
“oppa..
kau berbohong... dan aku juga berbohong..” ujar yeoja itu yang tak lain adalah
–Sooyoung-. Ia segera melaju meninggalkan cafe itu. ia ingin ke suatu apartemen
seseorang. “(YOU)-ah.. aku datang.. aku kembali..” gumamnya sambil melaju
kencang.
>>><<<
Ting
tong.. ting tong..
“sebentar...”
ujar seorang di dalam yang tak lain adalah kau. Kau membukakan pintu
apartemenmu dan begitu terkejut melihat siapa yang datang. “sunbae..” ujarmu
pelan. Di depanmu Sooyoung tersenyum manis.
“apa
kau tak membiarkan tamu jauh masuk?” ujar Sooyoung. Dengan cepat kau mengangguk
dan mempersilahkan Sooyoung untuk masuk. Dengan senang hati Sooyoung masuk.
“sunbae
silahkan duduk..” ucapmu sopan. Sooyoung mengangguk dan duduk. “sunbae mau
minum apa?”
“ah,
tidak usah.. merepotkan..” ujar Sooyoung menolak sopan.
“ah,
gwaenchana sunbaenim.. mau minum apa?” tanyamu dengan senyum mengembang,
padahal dalam hatimu ingin sekali menangis.
“hm
arraseo.. apa saja..” ujar Sooyoung padamu. Kau mengangguk dan berjalan ke arah
dapur.
Sooyoung
melihat-lihat foto-foto yang terpajang di dinding apartemenmu. Ia tersenyum
melihat foto dua anak kecil yang satu penuh lumpur dan satunya iseng melumuri
lumpur ke anak itu.
“sunbae,
ini minumannya..” ujar mu lembut dan menyadarkan Sooyoung. Sooyoung mengangguk
dan kau duduk di sisi lain sofa.
“itu..
foto yang itu (BIAS) kan?” ujar Sooyoung sambil menunjuk dua anak kecil bermain
lumpur. Kau kaget dengan tebakan Sooyoung karna benar. “kalian lucu.. sangat
lucu.. aku pikir dulu saat kau masih dikelas 1 SMA, aku dan (BIAS) kelas 2 SMA
saat kau datang bersama-sama itu ku pikir kalian bersaudara..” kau hanya
tersenyum menanggapi itu. dalam hati kau menjerit tertahan ‘tolong jangan ungkit waktu DULU..’ batinmu.
“itu.. apa saat kau menangis?” Sooyoung menunjuk gambar pada saat bias mencium
keningmu.
“ah..
ne..” ucapmu pelan. Sooyoung melihat ke arahmu.
“itu
waktu kau umur berapa?” ujarnya. Kau mengingat saat kejadian itu.
“aku
rasa 6 sampai 7 tahun sunbae..” ujarmu. Sooyoung terkekeh.
“ternyata
(BIAS) memang suka menenangkan orang yang menangis dengan cara mencium
keningnya yah? Aku juga sering seperti itu..” ujar Sooyoung sambil meminum
minuman yang kau buat. ‘yah.. aku juga
sering .. tapi DULU..’ batinmu.
“aku
pikir juga begitu..” ujarmu agak purau.
“(YOU)-ah..”
ujar Sooyoung pelan. Kau melihatnya dengan penuh tanda tanya “—aku mohon jauhi
(BIAS), aku tahu kalian sangat dekat dan aku tahu kau mempunyai rasa
terhadapnya, begitupula dengannya.. ia tahu sekarang bahwa ia juga
mencintaimu..” ujar Sooyoung sambil menggenggam erat tanganmu. “—tapi, ku
mohon.. kalian dekat itu DULU yah DULU bukan SEKARANG, DULU yah DULU bukan?
Mianhae.. tapi ku mohon...” ujar Sooyoung.
“sunbae..”
ujarmu. Sooyoung mengeratkan genggaman tangannya.
“jebbal..
ini permintaanku.. dan ini..” ujar Sooyoung meminta dan meronggoh tasnya.
“undangan pertunanganku dengan (BIAS).. ku harap kau datang untuk terakhir
kalinya.. tapi jika kau tak mau juga tak apa..” ujar Sooyoung sambil meletakkan
kartu undangan itu di meja.
“aku
akan datang sunbae..” ujarmu sambil mengambil kartu itu yang berada di meja.
Sooyoung mengangguk lalu bangkit.
“terima
kasih.. mianhae (YOU)-ah, karna DULU tidak sama dengan SEKARANG..” ujar
Sooyoung sambil berjalan ke arah pintu. Kau mengikutinya berjalan ke arah pintu
apartemenmu. “sekali lagi terima kasih (YOU)-ah.. permisi..” ucap Sooyoung
sambil membungkuk lalu pergi. Secepat kilat kau tutup pintu dan berjalan lesu.
“eomma..
appa... aku iri pada kalian yang sudah tidak ada..” ucapmu. Dan kau jatuh
hingga terduduk di bawah. Kau menangis sekencang-kencangnya.
>>><<<
Hari
ini, hari dimana pertunangan bias dengan Sooyoung di selenggarakan. Kau mulai
bersiap-siap. Balutan dress berwarna putih selutut, rambut yang menggulung ke
atas memperlihatkan leher jenjangmu membuat kesan simple namun elegan.
Ting
tong.. ting tong..
Kau
segera berjalan pelan menuju pintu. Ketika membuka pintu terpampanglah bias2
berdiri dengan balutan jas hitam dan kemeja putih, dan celana hitam dia
tersenyum padamu.
“siap?”
tanya bias2. Kau hanya mengangguk lalu berjalan keluar tak lupa menutup pintunya.
Kau
dan bias2 berjalan tanpa ada obrolan. Bias2 tahu pasti kau sedang kacaw. “jika
kau kacaw, jangan datang..” ujarnya. Tapi kau menggeleng, membuktikan kalau kau
baik-baik saja. Lagipula kau sudah berkata akan datang pada sunbaemu –Sooyoung-
tak mungkin kau membatalkannya. Walaupun datang ke pertunangan mereka itu sama
saja membunuh dirimu sendiri.
“kau
yakin tak apa?” tanya bias2 saat kau dan dia sudah berada di dalam mobil dan
sedang dalam perjalanan. Lagi kau hanya mengangguk. Tak ada suara sepatah
katapun darimu, kau seperti orang yang tak bisa bicara. “bicaralah.. jangan
menyiksaku..” ujar bias2. Kau menunduk tak mau melihatkan air matamu yang akan
tumpah itu. kau menahannya karna tak mau memperlihatkan bahwa kau lemah.
“ayo
kita turun..” ujar bias2. Kau terperangah karna cepat sampainya. Kau turun
bersamaan dengan bias2 turun. Kau termenung di depan gedung tempat pertunangan
itu. “kajja masuk..” ujar bias2 sambil menggenggam tanganmu. Tapi kau menahan
bias2.
“oppa,
masuklah..” walu singkat tapi bias2 senang bisa mendengar ucapanmu. Dia
mengerti kemudian masuk sendiri ke dalam gedung itu. kau menahan mati-matian
air mata yang akan tumpah itu.
Melangkah
pelan memasuki gedung itu. DEG! Adegan pemasukan cincin. Terlihat banyak orang
yang tersenyum, termasuk bias dan Sooyoung. Kau tersenyum getir lalu air mata
itu jatuh, kau tak bisa lagi menahan air mata.
Prok..
prok.. prok...
Tepuk
tangan yang meriah karna mereka sudah berhasil memasukan cincin masing-masing.
Kaupun juga ikut bertepuk tangan dan segera pergi dari gedung itu. kau sadar,
jika berlama-lama di gedung itu kau akan mati dalam sekejap.
Kau
menaiki taksi untuk kembali lagi ke apartemenmu dan bersiap meninggalkan kota
yang sudah lama kau tinggali ini. Meninggalkan kenangan-kenangan indah maupun
buruk.
Dalam
taksi kau hanya bisa menangis tanpa suara. Air matamu terus mengalir bak sungai
deras yang terus mengalir deras.
“agassi..
sudah sampai..” ujar supir taksi itu. segera kau tersadar dan memberikan dua
lembar uang untuk membayar taksi.
Kau
keluar dari taksi dengan sedikit berlari kecil. Memasuki apartemen dan menuju
kamar mu, kamar yang sudah kau tinggali selama tiga tahun belakangan.
Cklek..
Kau
masuk ke kamar apartemenmu dan kemudian memasuki kamarmu untuk mengambil koper
yang sudah kau isi dengan barang-barangmu. Kau seret kopermu itu menuju luar.
Kau melihat kesekeliling kamarmu ini.
“aku
rasa.. aku akan merindukan ini semua..” ujar mu dan segera menyeret kaki dan
kopermu keluar dari apartemen.
Dengan
lesu kau berjalan meninggalkan apartemenmu dan berjalan mencari taksi untuk
membawamu ke Incheon Airport dengan cepat.
>>><<<
“gomapta..”
kau menyerahkan dua lembar uang kepada supir taksi. Yah kini kau sudah sampai
di bandara. Segera kau turun dari taksi serta barang-barangmu.
Kau
melangkahkan kaki pada bandara yang sudah lama tak kau kunjungi. Kau menghirup
udara segar itu lalu berjalan masuk ke area bandara.
To:
Bias2
Oppa..
bisa kau ke bandara? Aku berada di bandara sekarang
Send..
Kau
mengirimkan pesan singkat lalu berjalan menuju meja bagian Informasi dan
memberi dua lembar amplop.
“tolong
berikan ini kepada orang yang bernama (BIAS2).. satu jam lagi dia akan datang..
aku titipkan padamu ne agassi..” ucapmu pada yeoja di meja bagian informasi
itu.
“mianhae
agassi, dua-duanya kah? Tapi di sini tertera namanya (BIAS2) dan (BIAS)..”
ucanya sambil membolak balik amplop itu.
“beri
saja pada (BIAS2).. dia tahu itu.. tolong di umumkan.. saya permisi..” ucapmu
sambil berjalan memasuki lebih dalam lagi bandara.
Ddrrtt..
From:
Bias2
Tunggu
aku.. satu jam lagi aku sampai..
Kau
tersenyum melihat sms itu, “mianhae oppa.. setengah jam lagi aku pergi..”
gumammu sambil mematikan ponselmu lalu kau masukan ke dalam tasmu. Kau
mempercepat langkahmu supaya bisa cepat ke ruang tunggu.
Suara
langkah kaki dan pesawat menyibukan telingan untuk bekerja lebih. Lima belas
menit lagi kau akan pergi dari negara yang penuh dengan kehidupanmu.
“penerbangan dengan tujuan
China dengan nomor pesawat Chines Airlains B7718E—“ panggilan penerbangan sudah di umumkan,
waktunya kau berangkat memasuki pesawat.
“sampai
jumpa Korea..”
>>><<<
Seorang
namja berlari menerobos orang-orang yang berhalulalang. “(YOU)-ah!!!!
EODIGA?!!” iya berteriak kencang. Ia berlari dari sudut ke sudut. Dia berlari
tidak tentu arah, ke sana dan kemari.
‘panggilan terhadap orang
yang bernama (BIAS2)-ssi segera ke meja bagian Informasi dekat pintu
penerbangan—‘ tanpa pikir
panjang bias2 berlari ke arah meja repsesionis dengan cepat. Dia seakan ke
habisan udara.
“agassi!
Aku.. aku.. aku (BIAS2)..” ujarnya sambil terengah-engah. yeoja yang menjadi
petugas bagian Informasi itu menyerahkan dua amplop. Bias2 memandang dengan
tatapn –apa ini?- “ada seorang yeoja tadi menyuruh saya untuk memberikan ini
kepada anda..” bias2 diam. Lalu dia mengangguk dan berjalan meninggalkan meja
bagian informasi itu.
Bias2
berlari ingin mengejar mu ke dalam bandara tapi di tahan oleh satpam karna ia
tak punya tiket terbang.
“mianhata
tuan, anda tak bisa masuk..” ujar satpam itu sambil menahan bias2 yang
memberontak. “silahkan pulang tuan..”
“arrggg..
(YOU)-ah!!!!” teriak bias2 dan menjadikannya perhatian semua penghuni bandara.
Dalam benak pengunjung –sepertinya ia ditinggal kekasihnya-, -sepertinya sedang
ada syuting- danlainnya.
Bias2
pasrah, tak ada sautan darimu karna kau memang sudah terbang meninggalkan
Korea. Bias2 pergi meninggalkan bandara dengan hati yang kacau. Ia hanya bisa
mengepalkan kedua tangannya dan berhasil membuat amplop itu lecek(?). Bias2
ingin membacanya tapi ia urungkan niatnya saat sampai di rumahnya.
Dia
sampai pada mobilnya kemudian masuk dan menutupnya dengan keras. Di simpannya amplop
yang di berikanmu padanya. Dan secepatnya ia melaju menuju rumahnya.
>>><<<
Dengan
segera bias2 melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya. Membuka amplop dari
orang yang ia sayangi itu.
To:
Bias2
Aku tahu oppa pasti tidak
menyangka aku pergikan? Yah, saat oppa membaca surat ini, tandanya aku sudah
pergi dari Korea. Aku tidak pergi untuk selamanya kok, aku hanya pergi
sementara J
Oppa, gomawo-yo atas
semuanya.. kau ada saat aku membutuhkanmu, bahkan oppa selalu ada selama lima
tahun ini.. semakin lama aku bersamamu, aku juga semakin merasa menjadi orang
yang paling jahat L,
oppa tak perlu khawatir, aku sudah besar aku tak akan tersesat oppa doakan aku
ne ^^
Oppa, saat aku kembali oppa
harus sudah punya aegi yang lucu sepertiku dan istri yang cantik melebihiku ah
ani, harus lebih lebih lebih cantik dari Sooyoung sunbae :p. Oppa harus
berjanji padaku?
Oppa, dan yang terakhir kau
pasti tahu aku kemana bukan?
“kau
ke Beijing!” gumam Bias2. Kemudian melajutkan membaca.
Hehe.. ne oppa benar. Aku
akan ke Beijing oppa, tapi tenang saja oppa aku akan kembali dan melihatkan
pada (BIAS) bahwa aku bisa medapatkan namja yang lebih darinya kkkk~ terima
kasih telah menutup setengah lukaku oppa..
Bye.. oppa~
Setitik
air mata jatuh pada pipi bias2. Ia
tersenyum sekaligus menangis. Ia meremas kertas surat itu dan meleparnya ke
sembarang tempat. Bias2 menangis kencang, ia memukul-mukul dinding rumahnya
sendiri.
Tak
sengaja Bias2 menyalakan tv karna menginjak remot tv dan seketika menampilkan
acara berita pesawat jatuh. Seketika tubuh bias2 menegang dengan cepat. Ia tak
berani melihat ke televisi.
“pesawat
dengan tujuan China dengan noomr pesawat Chines Airlains B7718E jatuh.. di
kabarkan seluruh awak pesawat dan penumpang meninggal.. berikut nama-nama
penumpang..” degdegdeg.. tiba-tiba bias2 merasakan dingin seketika, ia berbalik
dan menghadap tv. Matanya terbelalak ketika melihat namamu ‘(YOU) berumur 22
tahun asal Korea Selatan’
“ANDWE!!!!!!”
>>><<<
Suasana
duka terjadi di RS Seoul. Yah itu terjadi akibat kecelakaan jatuhnya pesawat
dan kau adalah salah satu penumpangnya.
Tangisan
berkumandang dan saling beradu. Hanya mayatmu yang belum di keluarkan karna
keluarga belum ada yang mejemputmu.
“saya..
saya kenal (YOU)..” ujar bias2 pada suster. Kemudian suster itu mengeluarkan
jenazahmu. Lemas, bias2 lemas seketika.
“(BIAS2)-ah!!”
bias2 menolehke arah yang memaggil. Ia melihat bias dan Sooyoung berlari kecil
ke arahnya. “ini.. ini..” ujar bias tergagaap. Sooyoung melihat dengan tatapan
tak percaya. Taanis bias pecah seketika melihat jenazah mu.
“(YOU)-ah..
ireona..” ujar bias. Ia membuka kain yang menutupi kepalamu. Sooyoung hanya bisa
menutup mulutnya karna tak percaya. Bias maupun bias2 hanya menangis.
“(BIAS)-ah..
ini..” bias2 menyerahkan amplop kepada bias. “bacalah..” ujar bias2. Segera
bias membuka amplopnya.
To:
Bias
Hallo oppa.. bagaimana keadaanmu? Aku rasa baik, chukkaeyo
atas pertunanganmu dengan Sooyoung sunbae semoga kalian di beri ke langsungan
hidup lebih lama :^) oh iya, saat kau membaca suratku ini aku sudah tidak
berada di Korea, aku akan menghilang dari hadapan kalian berdua, -adik kecilmu-
ini sekarang sudah besar jadi jangan khawatir, aku juga tak akan ceroboh seperti
dulu..
Oppa hiduplah bahagia bersama
Sooyoung sunbae, dan aku juga sudah melupakan kejadian lima tahun lalu. Aku
bisa mewajarkan itu, maaf karna aku sering merepotkan oppa dari kecil hingga
sekarang.. kau benar aku hanya –adik- bagimu.. oppa, eommapernah bilang padaku
suatu saat nanti kau akan menyatakan cinta padaku, dan ku rasa itu benar.. aku
berterima kasih pada eomma yang ada di atas sana..
Mianhae-yo oppa karna aku
mencintaimu, mianhae-yo oppa.. aku ingin saat aku kembali kau mempunyai aegi
yang lucu walaupun aku hanya melihat jarak jauh, kau janji padaku kan? Kau tak
pernah mengingkari janji mu oppa~ :^) aku senang mempunyai oppa seperti mu dan
mencintai orang sepertimu meski kau sudah menjadi milik yang lain.. suatu saat
nanti aku akan membuktikan, bahwa aku bisa mendapatkan namja yang lebih darimu
oppa walau hati ku telah kau ambil oppa~
Dari orang yang akan selalu
mencintaimu ,
-YOU-
Tes..
tes.. tes.. air mata bias mengalir suratnya ia jatuhkan kemudian ia memelukmu
dengan erat. “mianhae.. my love..” bisiknya pada jenazahmu. Sooyoung hanya
menunduk.
>>><<<
Tebaran
abu jenazahmu di terbangkan di lautan. Hanya bias, bias2 dan Sooyoung yang menghantarkan
abu jenazahmu.
“mianhae-yo..”
ujar bias saml terus menyebarkan abu ke atas laut. “mianhae..” ujarnya lagi.
Abu demi abu di tebarkan di lautan dan sebagian terbawa angin, sehingga abu
jenazahpun habis.
“oppa..
kajja kita pulang...” ujar Sooyoung pada bias.
“..”
bias hanya diam. Baru saja Sooyoung ingin bicara bias angkat bicara
“pulanglah.. (BIAS2) tolong antarkan, aku masih ingin sendiri..” ujar bias
datar. Baru saja Sooyoung ingin berbicara ia sudah di tarik olehbias2 untuk
menjauh.
Kini
bias hanya sendiri di temani angin. bias menatap datar ke arah lautan yang
membawa abu jenazahmu. Air matanya kembali mengalir “jika di tanya siapa orang
yang paling bodoh maka aku lah orangnya..” gumamnya. “aku yakin kau senang
sekarang, karna kau bisa bertemu dengan orang tuamu.. (YOU)-ah, Jeongmal
saranghae, Jeongal mianhae..”
---
Aku
kehilangan satu puzzle dalam penyusun hidupku, yah puzze itu sudah tak bisa ku
temukan lagi karna ia sudah menghilang untuk selamanya –BIAS-
Aku
sudah menyelesaikan tugasku, dan sekarang aku akan selalu menyembuhkan hati
orang lain –BIAS2-
---
END ---
Huaa,,
ini ff dapet dari pulang sekolah tapi baru ku post sekarang :D tadinya ni ff mo
ku bikin twoshot tapi nanti aku ke buru lupa ya udah ku jadiin oneshot dan alurnya
jadi cepet, kalo alurnya gak cepet bisa bener-bener jadi twoshot dan saya tak
mau lagi -__- ini ff ku buat pulang sekolah tapi baru ku post ._.
Okee
C-L nya yaaww :D
*bowbarengsemuanampyeonku(?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar