Minggu, 24 Maret 2013

[Oneshot] Jeongmal Mianhae..



Title: Jeongmal Mianhae..| Cast: YOU, Bias (bisa di SJ, EXO, SHINee, dll), Bias2 (bisa di SJ, EXO, SHINee, dll)| Cameo: Sooyoung [SNSD]| Genre: Angst, Drama*maybe*| Rating: T| Lenght: Oneshot

CCA: annyeong~ hahaa, aku heran sekarang lagi suka banget bikin ff yang angst -__- ide saya lagi muncul begitu saja, kayaknya sih kesabet setan yang idenya banyak ff kali ye? :D hahaa~ ini ff selingan aja karna ff ku bertumpuk dan belum sempat ku post di blog dan wp ku sendiri L ff

TATA TERTIB: R-C-L (Read-Comment-Like) Don’t be Silders and Plagiators!

WARNING!!! MEYDEY MEYDEY!!! TYPO ANYWHERE!!!!!!!!


>>> START <<<

Bagaimana perasaanmu jika kau bertemu dengan seseorang yang kau cintai lama dan ketika bertemu, ia sudah menjadi milik orang lain? –YOU-

Bagaimana perasaanmu jika kau melukai hati orang yang baru kau sadari bahwa kau begitu mencintainya? Apakah itu juga termasuk orang bodoh? –BIAS-

Dulu adalah DULU tak mungkin DULU adalah SEKARANG! Mianhae~ -Sooyoung-

Aku akan mengobati luka itu... aku akan menutupnya dengan kasih sayang yang ku miliki –BIAS2-


>>><<< 


>Tahun 1993..

Seorang gadis kecil sekitar umur 5 tahun sedang berlari kecil. Rambut yang d kuncir dua dengan rapih sedikit ikut melambai mengikuti arah angin. dia terengah-engah.

“oppa~ mianhae, aku terlambat lagi..” ucapnya sambil menunduk. Seseorang yang di panggilnya oppa itu terkekeh. Gadis kecil itu mengangkat kepalanya.

“hm, sudah ada peningkatan.. tapi tetap saja terlambat..” katanya sambil melihat ke arah jam tangannya. Gadis kecil itu tambah merasa bersalah. Kemudian, kekehan kecil terdengar lagi “tapi ku maaafkan, karna ada perubahan.. hahaa, kenapa saat bilang mianhae kau selalu menunduk? Apa begitu besar rasa salahmu?” katanya sambil tersenyum tenang. Seseorang itu memegang tangan gadis kecil itu. “kajja adik kecilku yang manis, kita berangkat sebelum kita terlambat..”

“ne oppa~ kajja..” ucap gadis itu semangat. Seseorang yang di panggil –oppa- itu tersenyum. Merekapun berjalan bersama menuju TK, tempat sekolah mereka.


>Tahun 2000..

“(bias)-ah!! Palliwa!! Pertandingan akan di mulai!!”

“mianhae, (YOU)-ah.. aku benar-benar tak bisa, pulanglah..” ujarnya. Kau hanya mengangguk dan tersenyum getir. Kemudian bias berlari meninggalkan kau dan bergabung di lapangan sekolah untuk bertanding sepak bola dengan kawan-kawannya.

Kau berjalan pulang, menyusuri kota yang sudah lama di tempati. Bahkan sampai menundukpun kau bisa pulang sampai rumah. “aku sudah di lupakan..” gumammu sambil tersenyum getir. Menunduk, yah kini kau berjalan sambil menunduk.

Tik.. tik..tik..

Setetes demi setetes air keluar dari langit. Kau berhenti dan menengadahkan kepala ke atas melihat ke langit gelap “bahkan, alam semesta tahu aku sedang sedih..” gumam mu. Tiba-tiba ada payung yang menutup penglihatanmu menuju langit.

“kenapa alam semesta tahu bahwa kau sedih, sedangkan aku tak tahu bahwa kau sedih adik kecilku?” ujar seseorang. Sontak kau melihat ke arah sumber suara itu.

“oppa~ ke..ke—“

“kenapa aku bisa di sini? Di sampingmu?” ucapnya cepat, kau hanya bisa mengangguk. Bias hanya tersenyum kecil “ayo kita pulang..” ucapnya. Tapi kau menahan lengannya. “hanya orang bodoh yang mau berhenti hanya demi melihat langit gelap..” ucapnya sambil terkekeh. Kau hanya bisa mengembungkan pipi. “ahahahha.. kajja kita pulang adik kecilku..” ucapnya sambil menarik tanganmu.

“oppa.. bukankah kau ada pertandingan sepak bola? Kenapa oppa pulang?” ucap mu pada bias. Bias hanya tersenyum, kemudian mengeratkan tangannya pada tanganmu.

“karna aku khawatir..” degdegdeg.. tiba-tiba detak jantung mu berbunyi dengan sangat kencang “aku khawatir dengan ‘adik’ kecilku..” DEG!

‘ya benar.. aku adik kecilnya.. hanya adik..’ ucap mu dalam hati.


>Tahun 2003

To: BIAS
Oppa~ apa kau sibuk?

Send..

Kau mengirim pesan untuk bias. Yah, kini kau dan bias duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama kau kelas 8 dan bias kelas 9. Kelas 9 ini bias sangat sibuk, mengurus untuk ujian dan sibuk dengan organisasinya –OSIS-

Drrtt.. lima menit menunggu ada balasan dari bias.

From: Bias
Mianhae.. aku benar-benar sibuk..

Kau hanya tersenyum melihat sms masuk. Bahkan hari liburpun dia tetap sibuk, pikir mu. Segera jari-jari mu menari di atas tombol-tombol touchscreen ponselnya. Membalas pesan dari bias

To: Bias
Mianhae mengganggu.. Fighting oppa ^^

Send..

5 menit..

10 menit..

20 menit.. yah, 20 menit berlalu tak ada balasan dari bias.

“(YOU)-ah.. makan malam sudah siap..” teriak eomma mu. Tapi kau hanya diam memandangi ponselmu.

Tok..tok..tok..

Cklek..

Eomma mu masuk dengan membawa nampan berisi makanan, mungkin eomma mu sudah jengah karna kau tak keluar dari kamar. Kau tetap diam tak berkutik..

“jangan di ganggu, sayang..” ucap eomma mu sambil mengusap kepala mu. Setitik air mata jatuh ke pipi mu.

“eomma~ apa dia melupakanku??” ucap mu sambil memandang eomma mu. Eommamu menggeleng, tapi menurutmu itu jawaban belum sesuai.

“kau mencintainyakan? Eomma rasa ia juga mencintaimu..” ucap eommamu. Tapi kau menggeleng kuat..

“dia hanya menganggapku adik..” ucapmu lesu.

“suatu saat nanti, ia akan menyatakannya padamu sayang..” ucap eommamu dengan penuh keyakinan. Seketika itu kau langsung memeluk eommamu.


>Tahun 2006..

Seorang gadis yang tak lain adalah –kau- berlari menerobos siswa-siswi yang berhalulalang di gedung wisuda. Dalam pikirannya hanya ingin menyampaikan selamat pada orang yang spesial –bias-.

Kau mematung di tempatmu. Membiarkan kau berada di pusat orang-orang yang berhalulalang. Yah, kau melihat kejadian yang tak ingin kau lihat. Bias mencium kening seorang yeoja yang kau tahu itu adalah teman sekelas dari bias dan termasuk sunbaemu.

Rasanya kau ingin berlari meninggalkan tempat itu, tapi apa daya kakimu terlalu lemas. Matamu sudah memanas dan siap mengeluarkan air.

“eo? Kau (YOU)-ssi!!” namamu di panggil oleh sunbae yang di cium oleh bias. Ingin rasanya kau mundur dan menghilang dari hadapannya. Tapi, badan dan hatimu berkata lain badan mu bergerak maju sedangkan hatimu menyuruh untuk menghilang.

“sunbae, chukkae-yo atas ke lulusan kalian..” ucapmu sopan sambil membungkuk ke arah ke dua sunbaemu. Sooyoung nama sunbaemu itu, cantik, tinggi, tubuhnya ramping, pintar siapa yang tidak menyukainya? Sedangkan kau tidak ada apa-apanya dengannya.

“gompta-yo..” ucapnya sambil tersenyum sedangkan bias memandangmu dengan tatapan –untuk apa kau kemari?!- “oh iya.. kenapa kalian saling diam? Bukankah—“

“aku tak mengenalnya! Sudahlah kajja kita bergabung dengan yang lain chagi.. gamsahamnida hoobae..” DEG! Serasa ribuan jarum menusuk. Jadi ini kah balasannya? Mereka meninggalkanmu yang masih mematung akibat ucapan bias.

Puk! Serasa ada yang menepuk pundakmu. Kau berharap itu adalah bias untuk meminta maaf. Tapi tebakanmu salah itu bias2. Teman akrab bias atau bisa couplenya.

“oppa~” ucapmu pelan. Bias2 hanya tersenyum melihatmu. Kemudian kedua jempol tangannya terulur ke arah ke dua matamu. Kau kaget dengan perlakuannya.

“menangislah jika kau mau menangis..” ucap bias2 dengan lembut. Kau tak mengerti, tapi kau  tiba-tiba saja mengeluarkan air matamu. Dengan cepat bias2 memelukmu, kau terisak kecil di dada bias2 dan membuat basah bajunya “aku tau kau mencintainya.. aku akan menutupi luka itu..” gumam bias2, tapi kau mengangguk.


>Tahun 2011


YOU P.O.V

Sudah lima tahun sejak kejadian wisuda waktu SMA. Yah, waktu berjalan sangat cepat hingga akupun tak sadar sudah lima tahun kejadian yang saat itu aku ingin bunuh diri. Tapi, untung ada bias2 yang selalu menghiburku.

Kini aku kuliah sambil bekerja, kuliah yang ku ambil ini kuliah yang membutuhkan waktu lama untuk lulus. Pasti tahu apa itukan? Kuliah KEDOKTERAN. Yah, sejak eomma meninggalkanku untuk menyusul appa di surga aku jadi semakin bertekat untuk menyebuhkan orang-orang yang sakit supaya tidak dengan cepat meninggalkan keluarganya, walaupun aku tahu semua orang akan di panggil oleh tuhan.

Biaya kuliah, aku di bayari oleh paman dan bibiku. Aku tinggal sendiri, paman dan bibiku hanya mengirimkanku uang. Paman dan bibiku berada di beijing. Sebenarnya aku ingin ke Beijing meninggalkan masa lalu ku, tapi Bias2 menyuruhku tetap tinggal.

“apa sudah selesai nona?” aku mengenal suara itu. suara yang menghiburku selama lima tahun ini. Aku berjalan menuju ia yang sedang bersandar pada mobilnya dan membuat mahasiswi yang melihatnya menjerit.

“oppa, kenapa menjemputku?” ucapku di buat dengan nada kesal. Dia terkekeh dan mengacak rambutku pelan.

“apa aku salah menjemput calon yeojachinguku?” DEG! Kadang aku merasa seperti penjahat. Aku mencintai bias, bahkan ketika kejadian lima tahun lalu aku masih tetap tak bisa melupakannya.

“mianhae~” ucapku purau sambil menunduk. Aku mendengar suara kekehan darinya.

“kenapa saat kau bilang mianhae selalu menunduk? Hahahaa.. apa begitu besar salahmu?” lagi! Kenapa perkataannya sama seperti bias. Arggg!! Aku bisa gila!

“oppa~ kajja pulang..” ucapku. Tapi bias2 hanya terkekeh lalu membukakan pintu mobil “silahkan masuk tuan putri..” ucapnya sambil terkekeh. Pipiku memanas seketika dan aku langsung masuk ke dalam. Ia menutup pintunya dan berlari kecil menuju sisi lain dari mobil.

“siap pulang nono?” ucapnya saat sudah masuk mobil dan memasang seftbell. Aku hanya mengangguk “oke.. let’s go..” ucapnya sambil memacu mobill.

Dalam perjalanan ini dia lebih banyak diam. Biasanya dia akan mengoceh tentang masalah di kantornya. Aku rasa ia mempunyai masalah yang cukup besar sehingga ia tak mau bercerita. Lebih baik aku diam saja.

Drrttt.. suara ponsel, aku yakin itu berasal dari ponselnya. Dia menggunakan headsetnya.

“yeoboseo..” .. “aku di jalan.. bahkan ini waktu senggangku..” .. “tak bisa kah di undur?”

Ku lihat dia melirik ku sebentar. Aku menaikan alisku, tapi dia hanya menampakan wajah –sebentar dulu-. Tunggu, kenapa bukan jalan menuju apartemenku? Ini kan jalan menuju kantornya?

“arraseo.. aku akan ke sana..” ucap Bias2 dan mengakhiri sambungannya. Ia menaruh lagi headsetnya. “mianhae.. aku rasa kau harus ikut denganku ke kantorku, tapi aku janji tidak akan lama..” ucapnya.

“oppa turunkan saja aku di sini.. aku bisa pulang dengan bus..” ucapku sambil menatapnya yang sedang menyetir. Dia menggeleng.

“shirreo.. aku janji tak akan lama..” ucapnya. Aku hanya mengangguk pasrah.

Tak lama kemudian kami sudah berada di area parkiran perusahaannya. Ia berhenti dan memarkirkan mobilnya.

“sebentar..” ucapnya mencegahku untuk turun. Aku memandangnya penuh tanda tanya “aku yang membukakan pintunya..” ucapnya sambil turun dari mobil. Aku hanya tersenyum melihatnya seperti itu. “silahkan turun tuan putri..” ucapnya sembari membukakan pintunya. Aku hanya terkekeh melihatnya.

“gomapta oppa..” ucapku. Dia menutup pintunya kemudian menggenggam tanganku.

“harus berada di sampingku agar tak tersesat..” ucapnya setengah berbisik. Aku hanya mengangguk.

Entah hanya perasaanku atau memang benar banyak yeoja yang memperhatikan ku dan bias2. Aku mulai risih dengan tatapan yang mereka berikan. “oppa.. aku risih dengan tatapan mereka, lebih baik lepaskan saja..” ujarku berbisik. Dan mulai menarik tanganku untuk lepas dari tangan bias2. Tapi ia malah mengeratkan tangannya.

“mereka hanya iri..” ucapnya santai. Lalu berjalan dengan santainya dan seakan tak ada yang terjadi. Aku hanya menunduk malu.

>>><<< 

“oppa.. lebih baik aku tunggu di sini.. oppa masuklah ke ruang meeting..” ucapku lembut.

“hm, arraseo.. jangan tunggu di sini, di ruanganku saja.. itu, ruanganku di sana.. jangan keana-mana..” ucapnya ambil menujukan ruangannya. Aku mengangguk dan hormat kepadanya.

“yes kapten..” ucapku. Dia mengacak rambutku hingga berantakan “oppa!” hais, dia malah terkekeh. Aku tinggalkan saja ia menuju ruangannya

“ingat! Jangan kemana-mana!!” ucapnya. Aku hanya mengacungkan jempolku saja.

Cklek..

Ku buka ruangan kerjanya ini, rapi, interiornya juga bagus. Ku tutup perlahan pintu ruangannya. Ku jelajahi ruangannya, sampai aku menemukan satu titik yang membuatku tak lepas dari penglihatan lain. Foto, yah foto. Aku berjalan menghampiri foto itu.

Foto saat mereka wisuda, hanya bertiga ada Sooyoung sunbae, Bias2 dan orang yang palingku spesialkan, bias. Mereka tersenyum senang, ku lihat Bias merangkul Sooyoung sunbae dan Bias2. Bagaimana dengan kabarnya? Apakah baik?

Lagi, air mataku menetas saat mengingat kejadian itu. kejadian dimana ia tak mengakui mengenalku.

Cklek.. ku dengar suara buka pintu kemudian dengan cepat aku menghapus air mataku dan menaruh kembali foto itu. aku berbalik melihat sumber suara dan DEG! Dia..

“maaf sepertinya— (YOU)-ah!!” kau kaget sama seperti dia. Dia mematung di ambang pintu. Perlahan ia maju dan menutup pintunya. Kau mengalihkan penglihatanmu.

“untuk apa sunbae di sini?” ucap ku dingin. Aku tak tahan, aku ingin memukulnya menangis di depannya.

“(YOU)-ah.. mianhae..”

YOU P.O.V End~

Author P.O.V

“(YOU)-ah.. mianhae..” ujar bias padamu. Bias memegang tanganmu yang dingin, ingin kau menepis tangannya tapi apa daya tenagamu seakan menghilang dari dirimu sendiri. Air matamu tumpah karna tak sanggup membendung lagi. Dengan sigap bias memelukmu. “mianhae.. mianhae.. jeongmal mianhae..” ucap bias sambil memelukmu erat.

“napeun namja!! Napeun!! Aku benci!!” ucapmu di tengah isakanmu sambil memukul-mukul dada bias.

“mianhae.. Saranghae jeongmal saranghae (YOU)-ah..” ucap bias lembut. Seketika kau berhenti memukul bias, tapi tangismu mengencang.

Di luar ruangan bias2 mendengarnya. Dia mematung sambil memegang knop pintu. Sebelah tangannya ia kepalkan begitu kencang ‘kenapa? Kenapa dia kembali?’ ucap bias2 dalam hati

Cklek.. pintu terbuka dan kau diam melihat bias2 yang mematung di depan ruangannya sendiri. Tapi tanpa pikir panjang kau berlari meninggalkan bias2. Bias berjalan menghampiri bias2.

“(BIAS2)-ah.. aku ingin bicara setelah rapatku selesai di kantor ini..” ujar bias. Bias2 kaget dengan penjelasan itu.

“jadi kau partnerku?” ujar bias2 tak percaya.

>>><< 

“apa yang mau kau bicarakan?” ujar bias2 dingin. Bias agak aneh dengan sikap temannya itu. lama tak bertemu membuat bias2 banyak berubah, itulah yang di pikirkan bias. Kini mereka berdua tengah berada di cafe.

“kau kenapa? Kau tidak seperti dulu?” ujar bias sambil meminum kopi yang di pesannya. Bias2 hanya memandangnya acuh “ah, baiklah.. aku mencari tahu tentang perasaanku padanya..” ujar bias. Bias2 menaikan alisnya karna tak mengerti “—padanya, pada (YOU).. dan ternyata selama dua tahun ini aku mengerti bahwa aku mencintainya..” ucap bias dan itu membuat bias2 sukses membulatkan matanya.

“mencintainya? Bagaimana dengan Sooyoung? Bukankah kalian akan bertunangan?” ujar bias2 tak percaya.

“entahlah.. aku mencintai mereka berdua..” ujar bias dengan santai, lagi bias2 hanya membulatkan matanya “aku tahu aku gila.. tapi aku tak bisa melepas (YOU) aku tahu ini terlambat..”

“kau harus bisa.. (YOU) melupakan mu dan mengikhlaskanmu, tapi kenapa kau tidak? Kenapa kau kembali? Kenapa kau menyiksanya?” ujar bias2 dengan bertanya bertubi-tubi. Bias hanya terkekeh.

“aku ingin ia menjadi yeojachinguku selama seminggu.. sebelum aku bertunangan dengan Sooyoung..” ujar bias dan sukses membuat tangan bias2 mengepal erat.

“jangan menyakitinya lagi (BIAS)-ah! Sudah cukup kejadian lima tahun lalu..” ujar bias2 dengan sedikit menaikan nada suaranya, setidaknya ia tahu ia berada dimana.

“kau kenapa?” tanya bias karna aneh melihat tingkah bias2 yang notebanenya temannya itu. bias2 tidak menjawab pertanyaannya itu, kemudian ia pergi meninggalkan bias.

Ddrrtt.. ponsel bias berbunyi, ia melihat name yang tertera pada ponselnya itu ‘Sooyoung’

“yeoboseo..” ujar bias dengan pelan

oppa~ apa oppa sudah selesai rapat? Apa oppa bisa menemani ku di toko emas untuk membeli cincin? Kalau oppa tidak sibuk tolong kemari yah..’ ujar Sooyoung panjang lebar.

“kau saja Young-ah yang mencarinya, aku terima beres saja.. hehe.. aku ingin istirahat..” ujar bias agak sedikit berbohong,

‘begitukah oppa? Baiklah, selamat beristirahat..’ ujar Sooyoung mengakhiri sambungannya.

Di luar cafe ada mobil dan seorang yeoja di dalamnya yang melihat pedih ke arah dalam cafe, lebih tepatnya ke arah bias. Ia tersenyum kecut melihat bias.

“oppa.. kau berbohong... dan aku juga berbohong..” ujar yeoja itu yang tak lain adalah –Sooyoung-. Ia segera melaju meninggalkan cafe itu. ia ingin ke suatu apartemen seseorang. “(YOU)-ah.. aku datang.. aku kembali..” gumamnya sambil melaju kencang.

>>><<< 

Ting tong.. ting tong..

“sebentar...” ujar seorang di dalam yang tak lain adalah kau. Kau membukakan pintu apartemenmu dan begitu terkejut melihat siapa yang datang. “sunbae..” ujarmu pelan. Di depanmu Sooyoung tersenyum manis.

“apa kau tak membiarkan tamu jauh masuk?” ujar Sooyoung. Dengan cepat kau mengangguk dan mempersilahkan Sooyoung untuk masuk. Dengan senang hati Sooyoung masuk.

“sunbae silahkan duduk..” ucapmu sopan. Sooyoung mengangguk dan duduk. “sunbae mau minum apa?”

“ah, tidak usah.. merepotkan..” ujar Sooyoung menolak sopan.

“ah, gwaenchana sunbaenim.. mau minum apa?” tanyamu dengan senyum mengembang, padahal dalam hatimu ingin sekali menangis.

“hm arraseo.. apa saja..” ujar Sooyoung padamu. Kau mengangguk dan berjalan ke arah dapur.

Sooyoung melihat-lihat foto-foto yang terpajang di dinding apartemenmu. Ia tersenyum melihat foto dua anak kecil yang satu penuh lumpur dan satunya iseng melumuri lumpur ke anak itu.

“sunbae, ini minumannya..” ujar mu lembut dan menyadarkan Sooyoung. Sooyoung mengangguk dan kau duduk di sisi lain sofa.

“itu.. foto yang itu (BIAS) kan?” ujar Sooyoung sambil menunjuk dua anak kecil bermain lumpur. Kau kaget dengan tebakan Sooyoung karna benar. “kalian lucu.. sangat lucu.. aku pikir dulu saat kau masih dikelas 1 SMA, aku dan (BIAS) kelas 2 SMA saat kau datang bersama-sama itu ku pikir kalian bersaudara..” kau hanya tersenyum menanggapi itu. dalam hati kau menjerit tertahan ‘tolong jangan ungkit waktu DULU..’ batinmu. “itu.. apa saat kau menangis?” Sooyoung menunjuk gambar pada saat bias mencium keningmu.

“ah.. ne..” ucapmu pelan. Sooyoung melihat ke arahmu.

“itu waktu kau umur berapa?” ujarnya. Kau mengingat saat kejadian itu.

“aku rasa 6 sampai 7 tahun sunbae..” ujarmu. Sooyoung terkekeh.

“ternyata (BIAS) memang suka menenangkan orang yang menangis dengan cara mencium keningnya yah? Aku juga sering seperti itu..” ujar Sooyoung sambil meminum minuman yang kau buat. ‘yah.. aku juga sering .. tapi DULU..’ batinmu.

“aku pikir juga begitu..” ujarmu agak purau.

“(YOU)-ah..” ujar Sooyoung pelan. Kau melihatnya dengan penuh tanda tanya “—aku mohon jauhi (BIAS), aku tahu kalian sangat dekat dan aku tahu kau mempunyai rasa terhadapnya, begitupula dengannya.. ia tahu sekarang bahwa ia juga mencintaimu..” ujar Sooyoung sambil menggenggam erat tanganmu. “—tapi, ku mohon.. kalian dekat itu DULU yah DULU bukan SEKARANG, DULU yah DULU bukan? Mianhae.. tapi ku mohon...” ujar Sooyoung.

“sunbae..” ujarmu. Sooyoung mengeratkan genggaman tangannya.

“jebbal.. ini permintaanku.. dan ini..” ujar Sooyoung meminta dan meronggoh tasnya. “undangan pertunanganku dengan (BIAS).. ku harap kau datang untuk terakhir kalinya.. tapi jika kau tak mau juga tak apa..” ujar Sooyoung sambil meletakkan kartu undangan itu di meja.

“aku akan datang sunbae..” ujarmu sambil mengambil kartu itu yang berada di meja. Sooyoung mengangguk lalu bangkit.

“terima kasih.. mianhae (YOU)-ah, karna DULU tidak sama dengan SEKARANG..” ujar Sooyoung sambil berjalan ke arah pintu. Kau mengikutinya berjalan ke arah pintu apartemenmu. “sekali lagi terima kasih (YOU)-ah.. permisi..” ucap Sooyoung sambil membungkuk lalu pergi. Secepat kilat kau tutup pintu dan berjalan lesu.

“eomma.. appa... aku iri pada kalian yang sudah tidak ada..” ucapmu. Dan kau jatuh hingga terduduk di bawah. Kau menangis sekencang-kencangnya.

>>><<< 

Hari ini, hari dimana pertunangan bias dengan Sooyoung di selenggarakan. Kau mulai bersiap-siap. Balutan dress berwarna putih selutut, rambut yang menggulung ke atas memperlihatkan leher jenjangmu membuat kesan simple namun elegan.

Ting tong.. ting tong..

Kau segera berjalan pelan menuju pintu. Ketika membuka pintu terpampanglah bias2 berdiri dengan balutan jas hitam dan kemeja putih, dan celana hitam dia tersenyum padamu.

“siap?” tanya bias2. Kau hanya mengangguk lalu berjalan keluar tak lupa menutup pintunya.

Kau dan bias2 berjalan tanpa ada obrolan. Bias2 tahu pasti kau sedang kacaw. “jika kau kacaw, jangan datang..” ujarnya. Tapi kau menggeleng, membuktikan kalau kau baik-baik saja. Lagipula kau sudah berkata akan datang pada sunbaemu –Sooyoung- tak mungkin kau membatalkannya. Walaupun datang ke pertunangan mereka itu sama saja membunuh dirimu sendiri.

“kau yakin tak apa?” tanya bias2 saat kau dan dia sudah berada di dalam mobil dan sedang dalam perjalanan. Lagi kau hanya mengangguk. Tak ada suara sepatah katapun darimu, kau seperti orang yang tak bisa bicara. “bicaralah.. jangan menyiksaku..” ujar bias2. Kau menunduk tak mau melihatkan air matamu yang akan tumpah itu. kau menahannya karna tak mau memperlihatkan bahwa kau lemah.

“ayo kita turun..” ujar bias2. Kau terperangah karna cepat sampainya. Kau turun bersamaan dengan bias2 turun. Kau termenung di depan gedung tempat pertunangan itu. “kajja masuk..” ujar bias2 sambil menggenggam tanganmu. Tapi kau menahan bias2.

“oppa, masuklah..” walu singkat tapi bias2 senang bisa mendengar ucapanmu. Dia mengerti kemudian masuk sendiri ke dalam gedung itu. kau menahan mati-matian air mata yang akan tumpah itu.

Melangkah pelan memasuki gedung itu. DEG! Adegan pemasukan cincin. Terlihat banyak orang yang tersenyum, termasuk bias dan Sooyoung. Kau tersenyum getir lalu air mata itu jatuh, kau tak bisa lagi menahan air mata.

Prok.. prok.. prok...

Tepuk tangan yang meriah karna mereka sudah berhasil memasukan cincin masing-masing. Kaupun juga ikut bertepuk tangan dan segera pergi dari gedung itu. kau sadar, jika berlama-lama di gedung itu kau akan mati dalam sekejap.

Kau menaiki taksi untuk kembali lagi ke apartemenmu dan bersiap meninggalkan kota yang sudah lama kau tinggali ini. Meninggalkan kenangan-kenangan indah maupun buruk.

Dalam taksi kau hanya bisa menangis tanpa suara. Air matamu terus mengalir bak sungai deras yang terus mengalir deras.

“agassi.. sudah sampai..” ujar supir taksi itu. segera kau tersadar dan memberikan dua lembar uang untuk membayar taksi.

Kau keluar dari taksi dengan sedikit berlari kecil. Memasuki apartemen dan menuju kamar mu, kamar yang sudah kau tinggali selama tiga tahun belakangan.

Cklek..

Kau masuk ke kamar apartemenmu dan kemudian memasuki kamarmu untuk mengambil koper yang sudah kau isi dengan barang-barangmu. Kau seret kopermu itu menuju luar. Kau melihat kesekeliling kamarmu ini.

“aku rasa.. aku akan merindukan ini semua..” ujar mu dan segera menyeret kaki dan kopermu keluar dari apartemen.

Dengan lesu kau berjalan meninggalkan apartemenmu dan berjalan mencari taksi untuk membawamu ke Incheon Airport dengan cepat.

>>><<< 

“gomapta..” kau menyerahkan dua lembar uang kepada supir taksi. Yah kini kau sudah sampai di bandara. Segera kau turun dari taksi serta barang-barangmu.

Kau melangkahkan kaki pada bandara yang sudah lama tak kau kunjungi. Kau menghirup udara segar itu lalu berjalan masuk ke area bandara.

To: Bias2
Oppa.. bisa kau ke bandara? Aku berada di bandara sekarang

Send..

Kau mengirimkan pesan singkat lalu berjalan menuju meja bagian Informasi dan memberi dua lembar amplop.

“tolong berikan ini kepada orang yang bernama (BIAS2).. satu jam lagi dia akan datang.. aku titipkan padamu ne agassi..” ucapmu pada yeoja di meja bagian informasi itu.

“mianhae agassi, dua-duanya kah? Tapi di sini tertera namanya (BIAS2) dan (BIAS)..” ucanya sambil membolak balik amplop itu.

“beri saja pada (BIAS2).. dia tahu itu.. tolong di umumkan.. saya permisi..” ucapmu sambil berjalan memasuki lebih dalam lagi bandara.

Ddrrtt..

From: Bias2
Tunggu aku.. satu jam lagi aku sampai..

Kau tersenyum melihat sms itu, “mianhae oppa.. setengah jam lagi aku pergi..” gumammu sambil mematikan ponselmu lalu kau masukan ke dalam tasmu. Kau mempercepat langkahmu supaya bisa cepat ke ruang tunggu.

Suara langkah kaki dan pesawat menyibukan telingan untuk bekerja lebih. Lima belas menit lagi kau akan pergi dari negara yang penuh dengan kehidupanmu.

“penerbangan dengan tujuan China dengan nomor pesawat Chines Airlains B7718E—“ panggilan penerbangan sudah di umumkan, waktunya kau berangkat memasuki pesawat.

“sampai jumpa Korea..”

>>><<< 

Seorang namja berlari menerobos orang-orang yang berhalulalang. “(YOU)-ah!!!! EODIGA?!!” iya berteriak kencang. Ia berlari dari sudut ke sudut. Dia berlari tidak tentu arah, ke sana dan kemari.

‘panggilan terhadap orang yang bernama (BIAS2)-ssi segera ke meja bagian Informasi dekat pintu penerbangan—‘ tanpa pikir panjang bias2 berlari ke arah meja repsesionis dengan cepat. Dia seakan ke habisan udara.

“agassi! Aku.. aku.. aku (BIAS2)..” ujarnya sambil terengah-engah. yeoja yang menjadi petugas bagian Informasi itu menyerahkan dua amplop. Bias2 memandang dengan tatapn –apa ini?- “ada seorang yeoja tadi menyuruh saya untuk memberikan ini kepada anda..” bias2 diam. Lalu dia mengangguk dan berjalan meninggalkan meja bagian informasi itu.

Bias2 berlari ingin mengejar mu ke dalam bandara tapi di tahan oleh satpam karna ia tak punya tiket terbang.

“mianhata tuan, anda tak bisa masuk..” ujar satpam itu sambil menahan bias2 yang memberontak. “silahkan pulang tuan..”

“arrggg.. (YOU)-ah!!!!” teriak bias2 dan menjadikannya perhatian semua penghuni bandara. Dalam benak pengunjung –sepertinya ia ditinggal kekasihnya-, -sepertinya sedang ada syuting- danlainnya.

Bias2 pasrah, tak ada sautan darimu karna kau memang sudah terbang meninggalkan Korea. Bias2 pergi meninggalkan bandara dengan hati yang kacau. Ia hanya bisa mengepalkan kedua tangannya dan berhasil membuat amplop itu lecek(?). Bias2 ingin membacanya tapi ia urungkan niatnya saat sampai di rumahnya.

Dia sampai pada mobilnya kemudian masuk dan menutupnya dengan keras. Di simpannya amplop yang di berikanmu padanya. Dan secepatnya ia melaju menuju rumahnya.

>>><<< 

Dengan segera bias2 melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya. Membuka amplop dari orang yang ia sayangi itu.

To: Bias2

Aku tahu oppa pasti tidak menyangka aku pergikan? Yah, saat oppa membaca surat ini, tandanya aku sudah pergi dari Korea. Aku tidak pergi untuk selamanya kok, aku hanya pergi sementara J

Oppa, gomawo-yo atas semuanya.. kau ada saat aku membutuhkanmu, bahkan oppa selalu ada selama lima tahun ini.. semakin lama aku bersamamu, aku juga semakin merasa menjadi orang yang paling jahat L, oppa tak perlu khawatir, aku sudah besar aku tak akan tersesat oppa doakan aku ne ^^

Oppa, saat aku kembali oppa harus sudah punya aegi yang lucu sepertiku dan istri yang cantik melebihiku ah ani, harus lebih lebih lebih cantik dari Sooyoung sunbae :p. Oppa harus berjanji padaku?

Oppa, dan yang terakhir kau pasti tahu aku kemana bukan?

“kau ke Beijing!” gumam Bias2. Kemudian melajutkan membaca.

Hehe.. ne oppa benar. Aku akan ke Beijing oppa, tapi tenang saja oppa aku akan kembali dan melihatkan pada (BIAS) bahwa aku bisa medapatkan namja yang lebih darinya kkkk~ terima kasih telah menutup setengah lukaku oppa..

Bye.. oppa~

Setitik air mata jatuh pada pipi bias2.  Ia tersenyum sekaligus menangis. Ia meremas kertas surat itu dan meleparnya ke sembarang tempat. Bias2 menangis kencang, ia memukul-mukul dinding rumahnya sendiri.

Tak sengaja Bias2 menyalakan tv karna menginjak remot tv dan seketika menampilkan acara berita pesawat jatuh. Seketika tubuh bias2 menegang dengan cepat. Ia tak berani melihat ke televisi.

“pesawat dengan tujuan China dengan noomr pesawat Chines Airlains B7718E jatuh.. di kabarkan seluruh awak pesawat dan penumpang meninggal.. berikut nama-nama penumpang..” degdegdeg.. tiba-tiba bias2 merasakan dingin seketika, ia berbalik dan menghadap tv. Matanya terbelalak ketika melihat namamu ‘(YOU) berumur 22 tahun asal Korea Selatan’

“ANDWE!!!!!!”

>>><<< 

Suasana duka terjadi di RS Seoul. Yah itu terjadi akibat kecelakaan jatuhnya pesawat dan kau adalah salah satu penumpangnya.

Tangisan berkumandang dan saling beradu. Hanya mayatmu yang belum di keluarkan karna keluarga belum ada yang mejemputmu.

“saya.. saya kenal (YOU)..” ujar bias2 pada suster. Kemudian suster itu mengeluarkan jenazahmu. Lemas, bias2 lemas seketika.

“(BIAS2)-ah!!” bias2 menolehke arah yang memaggil. Ia melihat bias dan Sooyoung berlari kecil ke arahnya. “ini.. ini..” ujar bias tergagaap. Sooyoung melihat dengan tatapan tak percaya. Taanis bias pecah seketika melihat jenazah mu.

“(YOU)-ah.. ireona..” ujar bias. Ia membuka kain yang menutupi kepalamu. Sooyoung hanya bisa menutup mulutnya karna tak percaya. Bias maupun bias2 hanya menangis.

“(BIAS)-ah.. ini..” bias2 menyerahkan amplop kepada bias. “bacalah..” ujar bias2. Segera bias membuka amplopnya.

To: Bias

Hallo oppa..  bagaimana keadaanmu? Aku rasa baik, chukkaeyo atas pertunanganmu dengan Sooyoung sunbae semoga kalian di beri ke langsungan hidup lebih lama :^) oh iya, saat kau membaca suratku ini aku sudah tidak berada di Korea, aku akan menghilang dari hadapan kalian berdua, -adik kecilmu- ini sekarang sudah besar jadi jangan khawatir, aku juga tak akan ceroboh seperti dulu..

Oppa hiduplah bahagia bersama Sooyoung sunbae, dan aku juga sudah melupakan kejadian lima tahun lalu. Aku bisa mewajarkan itu, maaf karna aku sering merepotkan oppa dari kecil hingga sekarang.. kau benar aku hanya –adik- bagimu.. oppa, eommapernah bilang padaku suatu saat nanti kau akan menyatakan cinta padaku, dan ku rasa itu benar.. aku berterima kasih pada eomma yang ada di atas sana..

Mianhae-yo oppa karna aku mencintaimu, mianhae-yo oppa.. aku ingin saat aku kembali kau mempunyai aegi yang lucu walaupun aku hanya melihat jarak jauh, kau janji padaku kan? Kau tak pernah mengingkari janji mu oppa~ :^) aku senang mempunyai oppa seperti mu dan mencintai orang sepertimu meski kau sudah menjadi milik yang lain.. suatu saat nanti aku akan membuktikan, bahwa aku bisa mendapatkan namja yang lebih darimu oppa walau hati ku telah kau ambil oppa~

Dari orang yang akan selalu mencintaimu ,

-YOU-

Tes.. tes.. tes.. air mata bias mengalir suratnya ia jatuhkan kemudian ia memelukmu dengan erat. “mianhae.. my love..” bisiknya pada jenazahmu. Sooyoung hanya menunduk.

>>><<< 

Tebaran abu jenazahmu di terbangkan di lautan. Hanya bias, bias2 dan Sooyoung yang menghantarkan abu jenazahmu.

“mianhae-yo..” ujar bias saml terus menyebarkan abu ke atas laut. “mianhae..” ujarnya lagi. Abu demi abu di tebarkan di lautan dan sebagian terbawa angin, sehingga abu jenazahpun habis.

“oppa.. kajja kita pulang...” ujar Sooyoung pada bias.

“..” bias hanya diam. Baru saja Sooyoung ingin bicara bias angkat bicara “pulanglah.. (BIAS2) tolong antarkan, aku masih ingin sendiri..” ujar bias datar. Baru saja Sooyoung ingin berbicara ia sudah di tarik olehbias2 untuk menjauh.

Kini bias hanya sendiri di temani angin. bias menatap datar ke arah lautan yang membawa abu jenazahmu. Air matanya kembali mengalir “jika di tanya siapa orang yang paling bodoh maka aku lah orangnya..” gumamnya. “aku yakin kau senang sekarang, karna kau bisa bertemu dengan orang tuamu.. (YOU)-ah, Jeongmal saranghae, Jeongal mianhae..”

---

Aku kehilangan satu puzzle dalam penyusun hidupku, yah puzze itu sudah tak bisa ku temukan lagi karna ia sudah menghilang untuk selamanya –BIAS-

Aku sudah menyelesaikan tugasku, dan sekarang aku akan selalu menyembuhkan hati orang lain –BIAS2-



--- END ---

Huaa,, ini ff dapet dari pulang sekolah tapi baru ku post sekarang :D tadinya ni ff mo ku bikin twoshot tapi nanti aku ke buru lupa ya udah ku jadiin oneshot dan alurnya jadi cepet, kalo alurnya gak cepet bisa bener-bener jadi twoshot dan saya tak mau lagi -__- ini ff ku buat pulang sekolah tapi baru ku post ._.

Okee C-L nya yaaww :D *bowbarengsemuanampyeonku(?)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar